Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Ahok Batal Kampanye di Kedoya

Kompas.com - 10/11/2016, 18:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
 Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, batal kampanye di Kedoya Utara, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2016).

Ahok memutuskan membatalkan kampanyenya karena kondisi lalu lintas di sana macet dan khawatir terjadi kericuhan.

Ahok mengatakan, dia sempat dua kali melewati lokasi yang akan menjadi tempat kampanyenya itu.

Setelah berkeliling tanpa turun dari mobilnya, Ahok memutuskan untuk membatalkan kampanyenya di sana.

"Dua kali saya lewat sana, lihat banyak polisi pegang gas air mata dan kondisi lalu lintas yang macet. Kalau saya turun dari mobil, pasti polisi tahan. Biasanya akan ada lempar-lemparan saat itu," kata Ahok di Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Kamis sore.

(Baca: Polisi Dibekali Gas Air Mata Amankan "Blusukan" Ahok di Kedoya Utara)

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Pengamanan kepolisian di Kedoya Utara, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2016). Rencananya calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan berkampanye di sini.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, di lokasi tempat Ahok merencanakan kampanye, terdapat sekelompok warga yang menolak kehadirannya.

Di sisi lain, barisan polisi bersenjata laras panjang dan mobil water cannon juga terlihat berjaga.

Ahok khawatir akan ada kericuhan yang ditimbulkan jika ia datang dan kemudian menyebabkan warga setempat yang menjadi korban.

"Mobil-mobil orang di dalam kemacetan itu bisa jadi korban. Mobilnya bisa diasuransi, tetapi orang-orang di dalam mobil akan ketakutan," kata Ahok.

(Baca: Pengunjuk Rasa Tolak Kedatangan Ahok di Kedoya)

Selain itu, ia mengaku khawatir terhadap banyaknya ibu-ibu dan anak-anak kecil yang berada di sana. Karena alasan-alasan itulah Ahok memutuskan untuk tidak berkampanye di Kedoya Utara.

Padahal, timnya di lapangan juga sudah siap menghadapi berbagai aksi penolakan tersebut.

"Kalau tadi lalu lintasnya lancar, saya turun dari mobil. Saya cuma ingin tahu kenapa daerah itu tergenang terus," kata Ahok.

Kompas TV Pasca Ditolak, Pengamanan Kampanye Ahok Diperketat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com