Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta Cares, Upaya Menyediakan Transportasi bagi Warga Difabel dan Lansia

Kompas.com - 17/11/2016, 08:20 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak banyak kata-kata yang diungkapkan Fony Octavia selama ia mencoba layanan Transjakarta Cares pada Rabu (17/11/2016) petang. Ia hanya banyak berterima kasih kepada petugas Transjakarta Cares yang mengantar dan mendampinginya.

Bagi Fony yang merupakan warga Depok ini, tak mudah bepergian dari satu titik ke titik lainnya di Jakarta, apalagi dengan kondisi menggunakan tongkat.

Sore itu, Fony harus meluncur dari tempat kerjanya di Senayan menuju Rumah Sakit Siloam di Kebon Jeruk untuk berobat. Meski jaraknya tak lebih dari 10 kilometer, kemacetan Jakarta membuatnya terpaksa harus menggunakan Transjakarta untuk tiba dengan cepat.

"Transjakarta jalurnya sendiri, enggak kena macet. Kalau naik mobil kan macet banget," ujarnya.

Maka, sehari sebelumnya, Fony mencoba layanan Transjakarta Cares untuk pertama kali. Ia tak tahu bahwa layanan ini tak sekadar menjemput penumpang dan mengantarnya ke halte terdekat, tetapi juga mendampingi selama di bus dan menjemput kembali dari halte akhir untuk menuju tempat tujuan.

Melihat kerja dua orang petugas Transjakarta Cares, terlihat begitu sulitnya seorang difabel maupun orang sakit dan lansia bepergian. Penanggung jawab Transjakarta Cares, Muhammad Hartono, mengatakan, upah utama dari bekerja untuk Transjakarta Cares adalah ibadah.

Ia menjelaskan mengapa Transjakarta menyediakan layanan dengan sistem ini alih-alih menyediakan ambulans saja.

"Kami mau mereka yang berkebutuhan khusus juga bisa menikmati transportasi umum, merasakan pengalaman seperti orang-orang kebanyakan," ujarnya. (Baca: Mencoba Layanan Transjakarta "Cares")

Nibras Nada Nailufar Fony Octavia dan anaknya ketika mencoba layanan Transjakarta Cares untuk pertama kalinya, Rabu (16/11/2016).

Transjakarta Cares yang melayani penjemputan penumpang difabel di Jakarta saat ini baru memiliki lima kendaraan. Satu Toyota Nav1 dan empat Daihatsu Luxio.

Tiga di antaranya dimodifikasi supaya beratap tinggi dan dipasang ramp untuk pengguna kursi roda. Di dalamnya, ada peralatan P3K dan kursi roda.

Penumpangnya akan berasa seperti naik kendaraan pribadi. Boleh minta pendingin dikurangi, ditambah, maupun mendengarkan musik.

Meski serba kekurangan baik dari sisi kendaraan maupun personel, banyak yang memesan Transjakarta Cares. Terutama bagi mereka yang ingin ke tempat kerja, beribadah, berekreasi, maupun berobat. Beberapa bahkan sudah menjadi pelanggan reguler Transjakarta Cares. (Baca: Cerita Pasukan Transjakarta Cares Menolong Warga Difabel dan Lansia)

Selain ditambah, banyak yang harus diperbaiki dari layanan ini. Petugasnya masih membutuhkan sistem dan koordinasi yang rapi alih-alih mengandalkan komunikasi dan pendataan yang manual.

Aksesibilitas dari mobil Transjakarta Cares menuju halte dan bus juga masih kurang ramah bagi warga difabel. Saat ini baru ada 10 dari 75 halte ramah difabel. Halte itu adalah Monas, Gambir dan Balai Kota, Dispenda dan Kalideres, Pemuda Rawamangun, Ancol, Ragunan, Permata Hijau, dan Pinang Ranti.

Sisanya belum ramah difabel dan hanya mengandalkan posisinya yang bisa diakses dari badan jalan tanpa perlu menaiki jembatan.

"Transjakarta masih terus berupaya, kami targetkan semua halte yang ada bisa diakses penyandang disabilitas," ujar Hartono.

Sebanyak 27 personel Transjakarta Cares awalnya adalah petugas on board di armada transjakarta. Transjakarta Cares adalah titik awal bagi mereka untuk belajar lagi, tak hanya melayani ribuan penumpang biasa, tetapi juga mereka-mereka yang berkebutuhan khusus.

Dalam waktu tak lewat dari sebulan, para petugas ini sudah dituntut untuk bekerja telaten mendampingi difabel bak seorang perawat. Ke depan, mereka berharap keluarga kecil yang mereka punya sekarang bisa diperluas.

Kompas TV Bus Baru Akan Digunakan di Luar Bus Transjakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com