Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Palang Hitam", Pasukan yang Mengurus Jenazah Telantar di Ibu Kota...

Kompas.com - 18/11/2016, 16:19 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian orang mungkin asing dengan istilah "palang hitam". Tak banyak yang tahu bahwa "palang hitam" merupakan istilah bagi "pasukan" yang berada di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta.

Mereka kerap bekerja dalam senyap. Tak perlu sorotan publik untuk menggerakkan pasukan yang siap dalam kondisi apa pun tersebut.

Berbeda dengan "palang merah" yang bekerja mengurus orang sakit, "palang hitam" bertugas mengurus orang meninggal.

(Baca juga: Layanan Ambulans Gawat Darurat 112 Sering Disalahgunakan Orang Iseng)

Ismet, anggota "palang hitam", mengatakan bahwa istilah untuk pasukan yang mengurus orang meninggal ini sudah ada sejak zaman Belanda.

Saat itu, kata dia, "palang hitam" masih dikelola pihak swasta. "Palang hitam" baru diambil alih Pemprov DKI Jakarta pada masa Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

"Kalau 'palang merah' mengurus orang sakit, kami mengurus orang meninggal," kata Ismet kepada Kompas.com di Gedung Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta, Jalan Aipda KS Tubun, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2016).

Secara umum, "palang hitam" memiliki tugas mengurus jenazah telantar atau tanpa identitas.

Mereka berada di garda terdepan dalam mengurus jenazah tersebut. Petugas inilah yang membawa jenazah dengan menggunakan mobil ambulans ke rumah sakit.

"Istilahnya yang meninggal tidak wajar, misal di jalan, tabrak kereta, gedung-gedung, korban pembunuhan," kata Ismet.

Selain mengurus hal-hal tersebut, mereka berkewajiban mengurus jenazah dari panti sosial dan keluarga miskin di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta.

"Kami mengurus jenazah tersebut mulai dari memandikan, mengantar ke kuburan, hingga ikut menguburkan," ujar Ismet. 

(Baca juga: Warga Jakarta yang Butuh Ambulans dalam Situasi Darurat, Silakan Telepon ke 112)

Jumlah personel "palang hitam" pun bertambah tiap tahun lantaran besarnya permintaan bantuan untuk mengurus jenazah terlantar atau tanpa identitas.

Saat ini, ada 48 personel "palang hitam" di bawah Dinas Pemprov DKI Jakarta. Mereka bergerak dengan kendaraan operasional berupa ambulans yang berjumlah 20 unit.

"Kami harus selalu siap siaga bila dibutuhkan," kata Ismet.

Kompas Video Palang Hitam, Para Pemburu Mayat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com