Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Agus Paparkan Program Ekonomi di Depan Para Pengusaha

Kompas.com - 28/11/2016, 09:32 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, menggelar kampanye terbatas di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Minggu (27/11/2016).

Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan pidato politik mengenai program-program yang akan digulirkan dan sejalan dengan tema "Ekonomi, Investasi, dan Program Rumah Rakyat".

Sebagian yang hadir dan menyaksikan pidato politik Agus itu merupakan pelaku ekonomi dan pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta, Real Estate Indonesia (REI), Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Indonesia (Apersi) Jakarta, dan beberapa pengusaha dari sektor lainnya.

Pengusaha sengaja diundang agar mengetahui program yang digagas Agus-Sylviana Murni.

"Pelaku ekonomi butuh informasi dari Mas Agus dan Bu Sylvi seperti apa. Ini dijelaskan oleh Mas Agus dan Mpok Sylvi tentang kebijakan itu," kata Ketua Tim Pemenangan Agus-Sylvi, Nachrowi Ramli.

(Baca: Survei Poltracking: Agus 27,29 Persen, Ahok 22 Persen, Anies 20,42 Persen)

Nachrowi menambahkan, selain pelaku ekonomi, kalangan profesional dan pemuka agama juga diundang dalam acara tersebut. Kegiatan ini, lanjut dia, merupakan rangkaian townhall meeting Agus-Sylvi yang ketiga.

Sebelumnya, acara serupa digelar di Gelanggang Remaja Jakarta Utara dan di Jakarta Theater, Jakarta Pusat.

Di dua tempat sebelumnya, Agus-Sylvi memaparkan kebijakan umum pengentasan kemiskinan, penguatan birokrasi dan lainnya.

Dalam pidato politiknya di Balai Kartini, di bidang ekonomi, Agus menyampaikan keinginannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jakarta. Ia menjelaskan akan memprioritaskan hal tersebut.

"Karena banyak sekali permasalahan dan kesulitan hidup rakyat yang diakibatkan oleh ekonomi yang tidak tumbuh dengan baik," kata Agus.

Jakarta, kata Agus, terus mengalami tekanan ekonomi, di mana pertumbuhannya semakin melambat. Agus menuturkan, pada 2013, pertumbuhan ekonomi berada pada angka 6,58 persen.

Lalu menurun cukup tajam, menjadi 5,74 persen pada semester pertama tahun 2016.

Agus menyebut, karena ekonomi tidak tumbuh baik, lapangan pekerjaan tidak tercipta dan memicu pengangguran.

"Yang menganggur pun ternyata bukan hanya kalangan bawah, tetapi termasuk pula kaum profesional dan terdidik," ujar Agus.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com