JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, menggelar kampanye terbatas di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Minggu (27/11/2016).
Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan pidato politik mengenai program-program yang akan digulirkan dan sejalan dengan tema "Ekonomi, Investasi, dan Program Rumah Rakyat".
Sebagian yang hadir dan menyaksikan pidato politik Agus itu merupakan pelaku ekonomi dan pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta, Real Estate Indonesia (REI), Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Indonesia (Apersi) Jakarta, dan beberapa pengusaha dari sektor lainnya.
Pengusaha sengaja diundang agar mengetahui program yang digagas Agus-Sylviana Murni.
"Pelaku ekonomi butuh informasi dari Mas Agus dan Bu Sylvi seperti apa. Ini dijelaskan oleh Mas Agus dan Mpok Sylvi tentang kebijakan itu," kata Ketua Tim Pemenangan Agus-Sylvi, Nachrowi Ramli.
(Baca: Survei Poltracking: Agus 27,29 Persen, Ahok 22 Persen, Anies 20,42 Persen)
Nachrowi menambahkan, selain pelaku ekonomi, kalangan profesional dan pemuka agama juga diundang dalam acara tersebut. Kegiatan ini, lanjut dia, merupakan rangkaian townhall meeting Agus-Sylvi yang ketiga.
Sebelumnya, acara serupa digelar di Gelanggang Remaja Jakarta Utara dan di Jakarta Theater, Jakarta Pusat.
Di dua tempat sebelumnya, Agus-Sylvi memaparkan kebijakan umum pengentasan kemiskinan, penguatan birokrasi dan lainnya.
Dalam pidato politiknya di Balai Kartini, di bidang ekonomi, Agus menyampaikan keinginannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jakarta. Ia menjelaskan akan memprioritaskan hal tersebut.
"Karena banyak sekali permasalahan dan kesulitan hidup rakyat yang diakibatkan oleh ekonomi yang tidak tumbuh dengan baik," kata Agus.
Jakarta, kata Agus, terus mengalami tekanan ekonomi, di mana pertumbuhannya semakin melambat. Agus menuturkan, pada 2013, pertumbuhan ekonomi berada pada angka 6,58 persen.
Lalu menurun cukup tajam, menjadi 5,74 persen pada semester pertama tahun 2016.
Agus menyebut, karena ekonomi tidak tumbuh baik, lapangan pekerjaan tidak tercipta dan memicu pengangguran.
"Yang menganggur pun ternyata bukan hanya kalangan bawah, tetapi termasuk pula kaum profesional dan terdidik," ujar Agus.
Dalam bidang investasi, Agus menyatakan akan membangun iklim usaha dan peluang investasi yang lebih baik agar lebih banyak lagi bidang usaha dan proyek yang tersedia.
Ia menepis rumor yang menyebut jika dirinya terpilih maka proyek-proyek infrastruktur akan dihentikan. Termasuk rumor jika dia terpilih investasi dan bisnis yang sudah mendapatkan izin akan dibatalkan.
"Perlu saya sampaikan, rumor itu 100 persen tidak benar. Itu sengaja diisukan untuk menghadirkan kecemasan. Ini tidak baik bagi iklim investasi di Jakarta," kata Agus.
Agus menyatakan, jika tepilih jadi gubernur, ia bukan tipe pemimpin yang akan begitu saja membatalkan atau menghentikan proyek.
"Saya bukan tipe pemimpin yang akan begitu saja membatalkan dan menghentikan proyek-proyek yang sedang berjalan. (Karena) sifat dan kebijakan model begitu berbahaya karena tak ada kepastian hukum dan usaha," ujar Agus.
Agus justru menyatakan, jika terpilih dia punya tiga rencana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta dalam lima tahun mendatang. Cara pertama, melalui investasi dan mengembangkan sektor riil.
"Kami akan bangun iklim usaha dan peluang investasi yang lebih baik agar lebih banyak lagi bidang usaha dan proyek yang tersedia," ujar Agus.
Dirinya menjanjikan akan buka peluang bagi semua usaha baik mirko, kecil, menengah, dan besar, baik dari pemerintah atau swasta.
Mengenai program rumah rakyat, Agus mengajak para pengusaha di Jakarta untuk berinvestasi dalam programnya tersebut.
Program Agus untuk rumah rakyat menyasar lahan seluas 390 hektar dengan fokus menata daerah kumuh dan banjir yang berlokasi di sekitar 13 sungai di Jakarta.
Kemudian, pembangunan 700 menara rumah susun atau sebanyak 300.000 hunian dan 3.000 tempat usaha dan pembangunan hunian menengah dan fasilitas-fasilitas komersial.
Agus meyakini, secara keseluruhan, program rumah rakyat itu akan menggerakkan ekonomi Jakarta secara signifikan.
"Dibutuhkan investasi langsung selama lima tahun sebesar Rp 300 triliun, yang terdiri dari Rp 75 triliun yang disediakan oleh pemda dan Rp 225 triliun melalui kerja sama dengan swasta," ujar Agus.
Agus juga menyebut, program rumah rakyat itu akan menggerakkan ratusan jenis industri dan jasa terkait senilai Rp 600 triliun.
"Secara keseluruhan, program ini akan dapat menghasilkan multiplier effect sebesar Rp 900 triliun," ujar Agus.
Dampaknya, Agus menyatakan akan menciptakan kesempatan kerja sebanyak 3 juta orang per-lima tahun atau 600.000 orang per tahun.
"Saya yakin program rumah rakyat ini merupakan jawaban dan solusi terbaik bagi warga Jakarta dalam rangka memecahkan permasalahan penataan kota," ujar Agus.