Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bagi Fraksi PPP, APBD DKI Tahun 2016 Itu APBD yang Suka-suka"

Kompas.com - 30/11/2016, 20:20 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD DKI Jakarta menceritakan pengalaman dua tahun terakhir dalam membahas Rancangan APBD Provinsi DKI Jakarta.

Anggota DPRD DKI Fraksi PPP, Samsudin, mengatakan bahwa APBD DKI Tahun 2015 dilaksanakan tanpa peraturan daerah.

"Kejadian ini merupakan preseden terburuk yang dialami Provinsi DKI Jakarta sepanjang era reformasi dan belum pernah terjadi pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya," kata Samsudin di Rapat Paripurna, Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (30/11/2016).

(Baca juga: Fraksi PDI Perjuangan Indikasi Penetapan Perda APBD DKI Tahun 2017 Terlambat)

Dampaknya, kata dia, APBD DKI Jakarta Tahun 2015 dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (WDP) yang nyaris mendekati disclaimer.

PPP juga memiliki pandangan terhadap APBD DKI Jakarta Tahun 2016. "Bagi Fraksi PPP, APBD Tahun 2016 itu merupakan APBD yang suka-suka," kata dia.

Sebab, menurut dia, proses pembahasan tak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu, menurut Samsudin, pembahasan yang menjadi domain komisi ini tidak dilakukan dengan tenggat waktu yang cukup, sehingga tidak optimal. Penetapannya juga melampaui batas waktu yang ditentukan.

"Oleh karena itu, secara legal, fraksi PPP tidak melibatkan diri dalam proses pembahasan APBD Tahun 2016," kata Samsudin.

Ia merasa perlu menyampaikan hal ini dalam pandangan umum Fraksi PPP DPRD DKI terhadap RAPBD DKI Jakarta 2017.

(Baca juga: Kemendagri Beri Perlakuan Super Khusus untuk APBD DKI 2017)

Menurut dia, saat ini telah ditemukan harmoni kemitraan dalam proses penyelanggaraan pemerintahan yang hilang selama dua tahun.

"Fraksi PPP memahami, bahwa kembalinya harmoni kemitraan ini, karena Plt Gubernur (Soni Sumarsono) adalah orang yang sangat paham dan hafal mengenai pemerintahan dan otonomi daerah," ujar Samsudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com