Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedasnya "Nano-nano", Sreeeeeng...

Kompas.com - 10/12/2016, 16:00 WIB

Meski demikian, pengunjung bisa memesan sesuai selera. Seperti siang itu, misalnya, adik pengelola, Apacut (bahasa Aceh yang berarti paman mungil), datang. Ia mengajak ke dapur untuk melihat proses pembuatan mi rebus.

Ia lebih berani memasukkan beragam bumbu mi rebus aceh. Hasilnya memang berbeda, lebih dahsyat. Sangat pas bagi mereka yang suka mi aceh berlimpah bumbu.

"Banyak koki yang tidak berani memasukkan bumbu berlimpah karena khawatir pengunjung kepedasan," kata Apacut. Pilihan ini tidak bisa disalahkan karena juru masak ingin memberikan yang terbaik kepada pelanggan.

Sebaliknya, selera pelanggan juga sangat beragam. "De gustibus non est dispuntandum", soal selera tidak bisa diperdebatkan, kata orang bijak.

Karena itu, bagi mereka yang menginginkan mi aceh, tetapi kurang suka bumbu dan rempah yang berlimpah, Warung Mi Aceh Bang Iwan di Jalan Setiabudi Barat, Jakarta Selatan, bisa menjadi pilihan. Nasi goreng, martabak, dan mi goreng aceh-nya selektif dalam penggunaan bumbu dan rasa asinnya tak terlalu menyengat.

Demikian pula Warung Mi Aceh Kurnia di Jalan Kebayoran Lama, di persimpangan Rawa Belong, Jakarta Barat, juru masaknya tidak jorjoran mengumbar bumbu demi memenuhi selera pelanggan.

Rasa tipis

Meski sama-sama mengusung nama mi aceh, cita rasa Mi Aceh Pondok Bangladesh yang berlokasi di Jalan Rawa Bambu Nomor 8, Pasar Minggu, Jakarta Selatan agak berbeda. Bumbu pada mi dan nasi gorengnya terasa lebih lembut dan tipis di lidah. Namun, hal itu tidak mengurangi kelezatan hidangannya.

"Untuk menyesuaikan selera pelanggan yang bertambah, sejak 2004 saya tidak lagi menggunakan buah ketapang, lada, dan serai. Dosis kayu manis, bunga lawang, dan kapulaga juga saya kurangi," ungkap Hasnah, pemilik warung mi aceh ini.

Langkah itu dilakukan agar aroma bumbu tidak terlalu menyengat. Pencernaan pun tak terlalu panas menyerap adonan bumbu yang beragam tersebut.

Sekarang tergantung pilihan Anda, mau yang bumbu tipis-tipis atau bumbu menyengat ala Aceh. Tak bisa dipaksa, karena itu tadi. Soal selera tak bisa diperdebatkan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Desember 2016, di halaman 29 dengan judul "Pedasnya "Nano-nano", Sreeeeeng...".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com