Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Derek Liar Beraksi di Tol

Kompas.com - 16/12/2016, 17:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kawanan pemeras dengan modus memberikan jasa derek liar masih beraksi di jalan tol. Terakhir, satu kawanan dibekuk polisi setelah beraksi di Tol Cikampek.

Suryanto (35), sopir truk barang, menjadi korban pada Rabu (14/12/2016) siang. Dia diperas Rp 1,5 juta untuk mendapatkan kembali truknya yang diderek.

Saat itu, Suryanto baru selesai mengirim barang ke Cikarang, Bekasi. Ia akan pulang ke Cengkareng melalui Tol Cikampek. Sampai di dekat pintu Tol Jatibening, truk yang dikemudikannya diikuti truk derek liar.

Mulanya Suryanto tak curiga. Saat dia menepikan truk di bahu jalan untuk membeli makanan kecil, empat orang muncul dari balik tembok pagar tol. Keempatnya mendekati truk dan bergegas kembali ke balik tembok tol. Truk derek yang menguntitnya berhenti tak jauh dari tempat dia memberhentikan truk.

Suryanto pun bergegas kembali ke truknya. Karena tak memuat barang apa pun, dia tak curiga ada barang yang hilang. Namun, baru 10 meter, truk mogok. Saat dicek, sejumlah kabel dan selang solar telah dipotong.

Truk derek liar memepet truk Suryanto. Seorang pelaku memaksa Suryanto agar truknya diderek. "Saya sampai ditonjok supaya truk saya mau diderek. Padahal, saya sudah bilang akan melapor kepada bos saya dulu, tetapi mereka tak peduli," katanya, Kamis, kepada penyidik dari Polsek Kramatjati.

Truknya hanya diderek sampai di lahan kosong di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang. Di sana, Suryanto diminta Rp 1,5 juta. Karena tak mengantongi uang, Suryanto menghubungi bosnya di Cengkareng. "Bos saya lalu menghubungi polisi untuk menangkap pelaku," katanya.

Kepala Polsek Kramatjati Komisaris Supoyo, yang memperoleh laporan itu, memutuskan menyamar sebagai bos Suryanto.

Tanpa seragam polisi, Supoyo datang ke tempat komplotan itu memarkir truk-truk yang diderek dari tol. Dengan mengiba, Supoyo meminta agar dia dapat membawa pulang truknya. Namun, bukannya mendapatkan belas kasih, Supoyo malah memperoleh makian dari YS yang bertugas sebagai negosiator harga.

Menurut Supoyo, YS meminta agar jasa derek dibayar Rp 1,5 juta. Saat ditawar Rp 750.000, YS malah berusaha merampas dompet Supoyo. "Akhirnya disepakati Rp 1 juta. Langsung saya berikan uang Rp 1 juta itu," ujarnya.

Saat YS sibuk menghitung uang, Supoyo menonjok YS. Saat itu juga anak buah Supoyo yang sudah bersiap di luar lapak menyergap YS. YS ditangkap, sementara sejumlah anggota komplotan ini kabur.

Dua truk derek dan dua truk di lapak itu dibawa ke Polsek Kramatjati. Belum diketahui pemilik lapak yang digunakan untuk tempat parkir liar itu.

"Saya sudah meminta kepada kelurahan dan kecamatan untuk menertibkan area kosong yang digunakan sebagai lapak dan parkir liar, tetapi belum pernah ada tindak lanjut," katanya. (MDN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Desember 2016, di halaman 19 dengan judul "Komplotan Derek Liar Beraksi di Tol".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com