JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Roycke Harry Langie mengatakan, pengeroyokan Widodo, pendukung cagub-cawagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, di Jelambar, Jakarta Barat, Jumat (6/1/2017), bermula dari adu mulut antara Widodo dan pengeroyoknya.
Saat itu, Djarot tengah blusukan. "Motifnya karena kesalahpahaman. Artinya karena si korban ini dia menyampaikan kata. Setelah itu menjadi suatu perdebatan," ujar Roycke di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat, Selasa (10/1/2017).
(Baca juga: Polisi Sebut Pengeroyok Pendukung Ahok-Djarot adalah Tetangga)
Rocyke mengatakan, setelah terjadi perdebatan pada Jumat siang, pengeroyok Widodo mendatanginya pada Jumat malam. Pada Jumat malam itulah Widodo dikeroyok.
"Malamnya itu didatangi oleh pelaku, di situ akhirnya diserang," kata dia.
Menurut Rocyke, ada sekitar sembilan orang yang berada di lokasi pengeroyokan.
Namun, hanya dua orang yang dengan jelas menganiaya Widodo dan telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni Irfan dan Fahmi.
Sementara itu, ketujuh orang lainnya masih berstatus sebagai saksi dan sudah diperiksa polisi.
Irfan ditahan di Mapolres Metro Jakarta Barat setelah menyerahkan diri dengan diantar orangtuanya pada Minggu (8/1/2017), sedangkan Fahmi masih buron.
Polisi berupaya untuk menangkapnya pada hari ini. "Kami imbau supaya segera menyerahkan diri saudara F ini. Terus akan kami kejar. Kami bisa menangkapnya," ucap Rocyke.
(Baca juga: Polisi Segera Tangkap Pengeroyok Pendukung Ahok-Djarot yang Buron)