Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Motif Pengeroyokan Pendukung Ahok-Djarot di Jelambar

Kompas.com - 10/01/2017, 13:20 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Roycke Harry Langie mengatakan, pengeroyokan Widodo, pendukung cagub-cawagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, di Jelambar, Jakarta Barat, Jumat (6/1/2017), bermula dari adu mulut antara Widodo dan pengeroyoknya.

Saat itu, Djarot tengah blusukan. "Motifnya karena kesalahpahaman. Artinya karena si korban ini dia menyampaikan kata. Setelah itu menjadi suatu perdebatan," ujar Roycke di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat, Selasa (10/1/2017).

(Baca juga: Polisi Sebut Pengeroyok Pendukung Ahok-Djarot adalah Tetangga)

Rocyke mengatakan, setelah terjadi perdebatan pada Jumat siang, pengeroyok Widodo mendatanginya pada Jumat malam. Pada Jumat malam itulah Widodo dikeroyok.

"Malamnya itu didatangi oleh pelaku, di situ akhirnya diserang," kata dia.

Menurut Rocyke, ada sekitar sembilan orang yang berada di lokasi pengeroyokan.

Namun, hanya dua orang yang dengan jelas menganiaya Widodo dan telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni Irfan dan Fahmi.

Sementara itu, ketujuh orang lainnya masih berstatus sebagai saksi dan sudah diperiksa polisi.

Irfan ditahan di Mapolres Metro Jakarta Barat setelah menyerahkan diri dengan diantar orangtuanya pada Minggu (8/1/2017), sedangkan Fahmi masih buron.

Polisi berupaya untuk menangkapnya pada hari ini. "Kami imbau supaya segera menyerahkan diri saudara F ini. Terus akan kami kejar. Kami bisa menangkapnya," ucap Rocyke.

(Baca juga: Polisi Segera Tangkap Pengeroyok Pendukung Ahok-Djarot yang Buron)

Kompas TV Polisi Kejar 1 Pengeroyok Pendukung Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com