Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Rp 1 Miliar Per RW dari Agus Dinilai Mengkhawatirkan

Kompas.com - 16/01/2017, 12:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus, menilai program pemberian bantuan langsung sementara sebesar Rp 1 miliar per RW dari pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pada Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan.

"Begini, semuanya harus masuk pada rasa keadilan. Kalau Rp 1 miliar 1 tahun, berarti akan ada Rp 2,7 triliun yang harus dipertanggungjawabkan, bagaimana?" kata Bestari kepada Kompas.com, Senin (16/1/2017).

Menurut dia, alokasi bantuan kepada masyarakat tidak boleh disalurkan dalam bentuk hibah. Dia mengkhawatirkan terjadinya perebutan kekuasaan di masyarakat tingkat paling bawah.

Dana tersebut akan dikelola oleh ketua RW. Bestari menyebut, warga akan berlomba-lomba menjadi ketua RW. "Jadi bukan untuk menjadi pengayom masyarakat, tapi lebih pada pelaksana anggaran, ini sudah berubah perannya. Akan tercipta blok kiri, blok kanan, blok tengah, blok belakang, blok depan," kata Bestari.

Dia mengkhawatirkan nantinya ketua RW akan berpolitik. Menurut dia, hal itu berbahaya. Sesuai aturan, ketua RW dilarang untuk berpolitik.

Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta itu mengatakan tetap akan menolak kebijakan tersebut meskipun diusulkan oleh calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Nasdem mendukung calon petahana Ahok-Djarot pada Pilkada DKI 2017.

"Pengelola anggaran kan politis itu, bagaimana mungkin seorang ketua RW harus terjun ke ranah itu. Gimana masyarakat di bawah nanti kalau RW yang harusnya mengayomi masyarakat justru membuat blok-blok dikarenakan ada anggaran yang harus dibelanjakan," kata Bestari.

Agus dan Sylvi mengatakan, program Rp 1 miliar per RW per tahun dialokasikan untuk pemberdayaan komunitas. Anggaran itu untuk menjadikan komunitas sebagai basis pembangunan Jakarta.

Agus juga mengatakan, kebutuhan antara satu komunitas warga dengan komunitas lainnya tidak selalu sama. Agus mencontohkan ada komunitas yang membutuhkan perbaikan jalan, saluran air, ada juga ada yang membutuhkan perbaikan rumah ibadah, dan ruang terbuka. Masyarakat, kata dia, akan dilibatkan secara langsung dalam proses pembangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Megapolitan
Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com