Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Data BPS soal Warga Miskin yang Disebut Agus Jumlahnya Meningkat

Kompas.com - 16/01/2017, 09:30 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan tidak akan membangun Jakarta dengan menggusur apabila dia terpilih pada Pilkada DKI 2017. Sebab, menurut Agus, penggusuran akan meningkatkan kemiskinan.

Agus menyampaikan hal tersebut dalam debat pertama cagub cawagub pada Jumat (13/1/2017).

"Dengan tegas, saya mengatakan kami akan membangun, menata Jakarta tanpa menggusur. Mengapa? Terbukti penggusuran hanya akan meningkatkan kemiskinan, urban poverty meningkat secara tajam, mereka kehilangan segalanya, they lost everything," ujar Agus.

Selain kehilangan tempat tinggal, Agus menyebut warga yang digusur juga kehilangan mata pencaharian mereka. Namun, Agus tidak menyebutkan data terkait peningkatan kemiskinan tersebut. Apakah Agus benar?

Apabila diurutkan berdasarkan waktu, pada periode 2012-2017, penggusuran pertama kali dilakukan pada 2013.

Saat Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Pemprov DKI membongkar bangunan-bangunan di sekitar Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (22/8/2013).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di laman www.bps.go.id, jumlah penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2013 sebanyak 354.190 jiwa (3,55 persen). Jumlah tersebut meningkat menjadi 375.700 pada September 2013 (3,72 persen).

Kemudian, penduduk miskin di Jakarta kembali meningkat menjadi 393.980 orang (3,92 persen) pada Maret 2014 dan 412.790 (4,09 persen) pada September 2014.

Pada 2015, jumlah penduduk miskin di Jakarta berturut-turut menurun, yakni menjadi 398.920 orang (3,93 persen) pada Maret 2015 dan 368.670 orang (3,61 persen) pada September 2015.

Data teranyar yang dirilis BPS pada 3 Januari 2017, jumlah penduduk miskin di Jakarta sebanyak 384.300 jiwa pada Maret 2016 dan 385.840 jiwa pada September 2016.

Meskipun jumlah penduduk miskin meningkat dari Maret 2016 ke September 2016, tetapi persentasenya sama, yakni 3,75 persen dari total penduduk Jakarta. Jumlah penduduk miskin pada 2016 meningkat dibandingkan satu tahun sebelumnya.

BPS menggunakan konsep memenuhi kebutuhan dasar untuk mengukur kemiskinan. Metode yang digunakan adalah menghitung garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM), seperti kebutuhan minimum untuk rumah, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Penduduk miskin didasarkan pada penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Kompas TV AHY: Ketimpangan Meningkat, Daya Beli Menurun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com