Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempersoalkan Metode Survei GRP tentang Tren Pemilih pada Pilkada DKI

Kompas.com - 17/01/2017, 11:27 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jika kebanyakan lembaga survei menggunakan metode penelitian multistage random sampling dalam melihat kecenderungan pemilih di Jakarta pada Pilkada DKI 2017, Konsultan Riset Pemasaran PT Grup Riset Potensial (GRP) memilih menggunakan metode stratified systematic sampling dengan model statistika regresi multinominal logit.

Hasil dari survei itu menunjukkan, pasangan cagub-cawagub nomor satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memiliki elektabilitas 45,0 persen, pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat 23,3 persen, dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 23,5 persen.

Dari hasil permodelan 27 kelurahan yang merepresentasikan 267 kelurahan di Jakarta, elektabilitas Agus-Sylvi menempati urutan nomor satu di 219 kelurahan dan Ahok-Djarot unggul di 23 kelurahan. Sementara Anies-Sandi tidak unggul di daerah tertentu. Pemilih mereka tersebar di kelurahan-kelurahan yang ada di Jakarta.

Dalam rilis survei yang diselenggarakan pada Senin (16/1/2017), beberapa audiens mempertanyakan metode survei yang digunakan GRP, seperti variabel yang digunakan untuk menstratifikasi atau mengelompokkan 267 kelurahan di Jakarta menjadi 27 kelurahan yang menjadi sampel, proses pengelompokan ke-267 kelurahan, hingga pemilihan responden di setiap kelurahan.

Direktur Utama PT Grup Riset Potensial Satrio Wiseno mengatakan, pengelompokan pertama kali dilakukan dengan melihat tingkat kepadatan penduduk. Lalu, PT GRP memilih variabel-variabel lain sesuai karakteristik penduduk di kelurahan yang bersangkutan.

Dari banyak karakteristik yang dijadikan variabel, ada tujuh karakter yang signifikan, yakni sex ratio, persentase umat Islam, penduduk yang berpendidikan sarjana, PNS/TNI/Polri, pekerja informal, pekerja kantor, dan pemilik usaha.

"Sebenarnya awalnya list variabel kami cukup banyak, kepadatan, persentase penduduk, dan seterusnya, tapi kemudian yang the best modelnya ini. Semua asumsi variabel ini akan mewakili ketika kami lakukan pemodelan pada regresi multinomial logit," kata Satrio.

Dalam kesempatan yang sama, IT and Technical Advisor PT GRP, Farit M Afendi, menjelaskan cara mereka mendapatkan responden. Kelurahan-kelurahan yang mirip, meskipun tidak 100 persen, dikelompokkan dalam satu strata. Kemudian, titik awal di kelurahan yang disurvei adalah ketua RW untuk mengetahui nomor rumah-rumah di sana.

Pemilihan rumah responden berdasarkan nomor rumah yang pemilihannya sistematis. Namun, GRP tidak menjelaskannya.

"Dari starting point tadi, di rumah tiap calon responden pertama didaftarkan dulu, keluarga di rumah itu siapa yang punya hak pilih, nanti dari sana (dipilih) diacak," kata Farit.

Satrio menambahkan, wawancara tatap muka yang mereka lakukan menggunakan mobile survey application (mosaic) yang bisa mengacak sendiri responden yang harus diwawancarai.

Salah seorang audiens, Deni Irvani, mempertanyakan metode penelitian stratified systematic sampling yang digunakan. Pemilihan responden dilakukan multistage dan diakhiri secara acak untuk memilih individu sebagai responden.

Deni yang merupakan seorang magister di bidang statistika itu mempertanyakan penamaan metode yang digunakan GRP.

"Yang menarik adalah ketika Pak Satrio menjelaskan bagaimana stratifikasi dilakukan, kemudian memilih kelurahan dari 267 hanya 27, kemudian di masing-masing kelurahan Mas Farit menambahkan tadi disurvei seluruh RW, dan di RW itu kemudian dipilih sampel rumah secara sistematik, dan di setiap rumah terpilih dipilih random," kata Deni.

Menurut Deni, setelah menstratifikasi 267 kelurahan menjadi 27, ada tiga stages yang dilakukan GRP. Pertama yakni memilih kelurahan dari masing-masing kelompok, kemudian di setiap kelurahan dipilih kartu keluarga (KK), dan di setiap KK dipilih responden secara acak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com