Tiga stages yang dilakukan sama seperti metode multistage rendom sampling. Selain penamaan metode yang digunakan, Deni juga menyoroti proses pemodelan 27 kelurahan terhadap semua 267 kelurahan. Deni melihat variabel yang digunakan sangat sosiologis.
"Seperti kita tahu bukan hanya sosiologis model, tapi juga rational choice, dan di sini kelihatan hanya variabel-variabel yang sifatnya sosiologis," kata Deni.
Satrio menjawab, pemodelan tersebut dilakukan menggunakan aplikasi dan rumus statistika. Namun, logika sederhananya yakni kelurahan yang memiliki karakteristik mirip akan memiliki pola elektabilitas yang sama. Itulah alasan Agus-Sylvi unggul di banyak kelurahan.
Baca: Survei GRP: Elektabilitas Agus-Sylvi Unggul di 219 Kelurahan
"Sehingga tipikal kelurahan seperti ini, pola elektabilitasnya seperti ini, polanya seperti itu. Bahasa kerennya multinomial logit, tapi intinya seperti itu logikanya," kata Satrio.
Idealnya, apabila metode yang digunakan adalah stratified systematic sampling, pertama kali yang dilakukan adalah mengelompokkan kelurahan berdasarkan variabel tertentu. Bila kelurahan diperlakukan sebagai strata, kelurahan tidak dipilih secara acak, melainkan harus ada sampel atau responden di setiap kelurahan.
Kemudian, di setiap kelurahan langsung dipilih responden secara sistematis. Jika yang menjadi titik awal adalah rumah ketua RW, harus ada cara yang sistematis untuk menentukan rumah responden yang dipilih. Sebelum melakukan pemilihan responden secara sistematis, idealnya ada daftar semua nomor rumah di setiap RW.
Kemudian, penyurvei menentukan langkah yang harus diambil dengan membagi total rumah di RW tersebut dengan total sampel yang akan diwawancara. Misalnya, di suatu RW ada 100 rumah, sementara sampel yang dibutuhkan 5. Maka langkah yang diambil adalah satu rumah dalam setiap 20 rumah.
Setelah itu, diacak responden pemilik nomor berapa yang diwawancarai pertama dan bergerak ke-20 nomor berikutnya. Jika yang pertama terpilih nomor 4, maka selanjutnya yakni rumah nomor 24, 44, 64, dan 84.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.