Setelah mempermasalahkan kereta MRT, Soni menyatakan, pihaknya akan mengirim tim ahli ke Jepang guna membahas desain ulang bentuk kereta. Tim ahli akan beranggotakan Bappeda DKI Jakarta, PT MRT, serta Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi DKI Jakarta.
Soni menginginkan agar desain MRT nantinya terlihat lebih sporty dan aerodinamis.
"Kayaknya enggak pas, kurang sreg, makanya kami lihat kembali, kan harus gagah. Ini kayak jangkrik tidur. Kalau bisa, diminta yang agak sporty, kayak Apollo. Ini kayak jangkrik. Kok enggak pas ya desainnya," kata Soni.
Menurut Soni, desain ulang kereta tidak akan mengubah kontrak yang telah disepakati. Soni mengatakan, terdapat klausul kesepakatan untuk membicarakan ulang hal-hal yang sebelumnya telah disepakati dengan sejumlah konsekuensi. Konsekuensi itu bisa berupa penambahan biaya atau pengerjaan yang semakin lama.
Soni berharap agar desain ulang lokomotif MRT tidak akan berpengaruh terhadap lamanya pengerjaan.
Selain itu, Soni berjanji perubahan desain bentuk kereta tidak akan mengganggu penyelesaian proyek pembangunan MRT. Layanan MRT Jakarta sendiri ditargetkan sudah bisa beroperasi paling lambat pada 2019.
"Ini enggak (mengganggu), ini masih simultan. Paling nunggu perubahan desainnya enggak sampai satu bulan," kata Soni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.