Sepengamatan Kompas.com, toilet dan mushala di tempat ini bersih. Mulai dari desain dan lantai mirip seperti fasilitas di pusat perbelanjaan.
Masuk lebih dalam, barulah pengguna akan bertemu dengan bangunan utama stasiun yang sejak dulu sudah ada, yakni jalur kereta dan area komersil.
Kantor pengelola ada di deretan area komersil. Di situ juga ada fasilitas pos pelayanan kesehatan khusus pengguna, atm centre, dan beberapa pengisi daya gratis.
Bangunan di deretan ini merupakan cagar budaya peninggalan pemerintahan Belanda setelah stasiun dioperasikan pertama kali pada 1881.
Mempersolek untuk melayani
Tujuan Stasiun Bogor mempersolek diri adalah bentuk pelayanan lebih untuk pengguna. Hal itu diutarakan oleh Kepala Stasiun Bogor, Sugihartanto.
“Beberapa kali kami membenahi dan menambahkan fasilitas agar pelayanan bisa maksimal,” ujar Hartanto.
Dulu, kata dia, target pemenuhan dan pembangunan fasilitas adalah memenuhi standar minimum. Namun, setelah itu dipenuhi, mereka terus mengejar fasilitas lainnya agar pengguna semakin nyaman.
“(Fasilitas) yang terbaru adalah vending machine—mesin pembelian tiket otomatis—, guiding block—jalur pemandu untuk penyandang tuna netra, dan pembuatan lahan parkir susun dua (double dacker),” kata Hartanto.
Dengan dibangunnya lahan tersebut, sekarang tempat parkir mampu memuat kurang lebih 400 mobil, dan 4.000 motor.