Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Usaha Produksi Lilin Merah di Tangerang Jelang Imlek

Kompas.com - 23/01/2017, 16:42 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Hari Raya Imlek tahun ini jatuh pada tanggal 28 Januari 2017. Namun, sudah sejak bulan November 2016, sebuah gudang besar di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, tidak pernah sepi dari aktivitas.

Gudang yang bertempat persis di belakang kantor Kecamatan Teluk Naga itu merupakan rumah produksi lilin milik Chan Liauw Seng (63).

Pria asal Pontianak yang biasa dipanggil Koh Aseng ini merupakan pemilik rumah produksi lilin di sana. Mulai dari lilin kecil hingga besar, dipesan dari tempat ini hingga dikirim ke seluruh Indonesia.

"Memang ramai kalau mau Imlek begini. Dua bulan sebelum (Imlek) pasti pesanan datang terus," kata Aseng saat ditemui Kompas.com, Senin (23/1/2017).

Sekilas, tidak nampak perbedaan tempat itu dengan gudang pada umumnya. Namun, suasana berubah ketika memasuki bagian tengah gudang, di mana terdapat lilin-lilin merah berbagai ukuran yang sudah jadi ditempatkan sementara di sana sebelum dikirim ke pembeli.

Ukuran lilin bervariasi, mulai dari yang paling kecil seukuran jari tangan orang dewasa hingga yang tebal dan memiliki tinggi dua meter lebih. Lilin besar seperti itu biasanya ditemui di wihara, dekat altar untuk berdoa atau sembahyang.

KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Suasana pabrik produksi lilin merah di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Senin (23/1/2017). Pekerja menggenjot produksi lilin jelang Hari Raya Imlek yang jatuh tanggal 28 Januari 2017 mendatang.
Menurut Aseng, pemesan lilin merah untuk Imlek banyak dari Jabodetabek sampai luar kota, seperti Jambi dan Pontianak. Pembeli lilin merah di sana biasanya memesan dalam jumlah atau partai besar untuk kemudian dijual lagi.

Hal itulah yang membuat Aseng enggan menyebutkan berapa harga lilin yang dijual olehnya.

"Enggak bisa saya kasih tahu. Pokoknya, pesanan itu banyak sekali pas mau Imlek. Peningkatannya bisa 100 persen dari produksi hari biasa," tutur Aseng. (Baca: Tahun Baru Imlek, Omzet Perajin Lilin Ini Bisa Capai Rp 1 Miliar)

Dia mempekerjakan sekitar 24 anak buah untuk memproduksi lilin setiap hari Senin hingga Sabtu. Waktu kerja mereka dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB. Menurut Aseng, pengusaha produksi lilin sepertinya bisa dapat untung secara musiman.

Jika sedang tidak banyak pesanan seperti menjelang Imlek kini, lilin yang diproduksi didominasi oleh yang berukuran kecil.

"Namanya kalau usaha ada naik dan turunnya. Tapi saya tetap jalani kayak begini dari awal buka tahun 2008 kemarin. Kalau enggak produksi, kasihan yang kerja nanti mereka dapat duit dari mana kan," ujar Aseng.

Selain memroduksi lilin merah, Aseng juga membuat lilin putih dan kuning. Kualitas lilin yang diproduksi di sana ada dua macam, yaitu lilin dari bahan murni dan lilin dari bahan bekas bakar atau lelehan lilin murni yang dibentuk lagi menjadi lilin. Bedanya, lilin murni masih tampak terang dan bening, sedangkan lilin dari bahan bekas bakar nampak buram.

Kompas TV Penjualan Pernak-Pernik Imlek Meningkat 100%
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com