JAKARTA, KOMPAS.com — Cukup banyak warga relokasi yang tinggal di Rusun Jatinegara Barat (RJB) di Jatinegara, Jakarta Timur, menunggak pembayaran sewa rusun. Namun, tunggakan sebagian dari mereka dilunasi karena mendapat bantuan dari sejumlah pihak.
Salah satunya adalah Warsiti (53), warga lantai 4 Blok A Rusun RJB. Eks warga Kampung Pulo tersebut punya tunggakan sewa rusun selama 7 bulan. Namun, sekitar November 2016, seluruh tunggakannya sudah dilunasi.
"Alhamdulillah ada orang yang nolongin ibu, tetapi enggak tahu dari mana," kata Warsiti, saat berbincang dengan Kompas.com, di Rusun RJB, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2017).
Padahal, unit hunian tempat tinggalnya di rusun tersebut sudah diberi segel merah oleh pengelola karena menunggak. Akhirnya, setelah dapat bantuan pelunasan, segel tersebut dicabut.
Jika tidak ada yang melunasi tunggakannya, Warsiti mesti membayar Rp 2.100.000 dari biaya sewa Rp 300.000 per bulan yang dikali 7 bulan masa tunggakan. Warsiti punya alasan tidak mampu membayar sewa rusun.
Wanita paruh baya itu hanya mengandalkan penghasilan dari suaminya yang merupakan perajin tas pancing. Usahanya dibuka di dalam unit rusun tersebut. Satu tas dijual dengan harga Rp 25.000. Penghasilan suaminya tidak menentu, sehari kadang hanya laku lima tas.
"Saya sendiri ibu rumah tangga," ujar Warsiti.
Hairul (41) juga salah satu penunggak di Rusun RJB yang dibantu dalam pelunasan biaya tunggakan sewa rusun. Pria yang berhenti bekeja dari tukang ojek karena sepeda motornya ditarik dealer itu mengaku tidak mampu membayar sewa rusun.
"Bulan keempat saya tinggal di sini, motor saya ditarik dealer. Bulan keenam, saya mulai mandek, enggak bisa bayar lagi," ujar Hairul.
Hanya istrinya yang sekarang bekerja, yakni sebagai penjaga toko di Jatinegara. Hairul sendiri baru dua minggu belakangan memulai usaha jualan air mineral galon.
"Usaha galon baru jalan dua minggu, uangnya buat anak aja biar bisa jajan," ujar Hairul. (Baca: Puluhan Penghuni Rusun Jatinegara Barat "Nunggak" Bayar Sewa)
Dirinya mensyukuri ada pihak yang melunasi biaya tunggakan sewa rusunnya hingga sembilan bulan itu. Padahal, unit hunian tempat tinggalnya sudah dipasangi segel merah oleh pengelola.
"Kalau saya alhamdulillah namanya dibantu. Terus terang saya dalam keadaan kejepit banget. Jangan sampai diusir dari rusun. Mau tinggal di mana lagi," ujar Hairul.
Masani, juga warga Rusun RJB, mengungkapkan hal senada. Perempuan berusia 67 tahun itu juga kesulitan untuk membayar sewa rusun, dan sudah menunggak pembayaran selama enam bulan. Setelah direlokasi dari Kampung Pulo, Masani berharap sang menantu yang bekerja sebagai juru parkir di Jatinegara bisa membayar sewa rusun.
Namun, malang, setelah pindah ke rusun, sang menantu justru menganggur.
"Untungnya sekarang sudah kerja lagi mantu saya. Sudah sebulan ini mulai kerja lagi," ujar Masani.
Tidak tahu siapa yang melunasi
Masani bersyukur tunggakan sewa rusunnya dilunasi. Masani mengaku senang. Namun, baik Warsiti, Hairul, maupun Masani, tidak tahu pihak mana yang membayar tunggakan sewa rusunnya.
Warsiti baru tahu biaya sewa rusunnya dilunasi setelah didatangi pengelola yang mencabut segel merah yang ditempel di pintu tempat tinggalnya.
"Bu ini dicabut. Sudah lunas, Bu. Saya langsung teriak alhamdulillah, tetapi enggak tahu siapa yang melunasi," ujar Warsiti.
Wajahnya tidak begitu percaya soal kabar Gubernur non-aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok disebut ikut membantu membayar sewa bagi sejumlah warga rusun yang tidak mampu.
"Emang iya? Bukan, ah. Ahok mana mau. Ibu enggak tahu dari mana, tetapi ini rezeki dari Allah buat orang rusun yang pada nunggak," ujar Warsiti.
Hairul dan Masani mengaku tahu tunggakannya dilunasi setelah keduanya ikut dalam rapat dengan sejumlah warga bersama pengelola. Hairul, misalnya, tidak ingat siapa pihak yang melunasi tunggakannya.
"Mungkin dari Bazis apa dari mana ya saya lupa, enggak ingat. Saya kurang tahu juga (soal bantuan dari Ahok)," ujar Hairul.
"Saya kurang tahu (yang melunasi). Pokoknya saya diundang ke bawah sama pengelola, ada yang dilunasi. Saya senang ada yang bebasin dari segelan merah," kata Masani.
Namun, bantuan pelunasan untuk ketiga warga ini hanya untuk tunggakan sewa hunian, belum termasuk tunggakan air dan denda.
Dikonfirmasi kepala rusun
Ditemui terpisah, Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) RJB Vita Nurviatin saat dikonfirmasi membenarkan adanya bantuan yang berasal dari Ahok. Namun, ia tidak menyebut identitas tiga warga yang dibantu Ahok ini.
"Dari Pak Gubernur (non-aktif) fasilitasi untuk tiga orang. Jadi, timnya Pak Gubernur yang survei langsung. Tiga orang itu, dua di antaranya pemulung, dan satu yang benar-benar enggak bisa kerja," ujar Vita.
Ketiga orang itu dibantu Ahok sudah sejak sekitar Maret 2016 lalu. Saat itu, tiga orang ini punya tunggakan sewa sekitar Rp 1.500.000. Ahok kemudian melunasi dan membayar sewa setiap bulan untuk ketiga orang itu hingga sekarang ini.
"Sampai saat ini masih dibantu bayar sewa, jadi setiap bulan dibayarin," ujar Vita.
Namun, bantuan sewa bukan hanya dari Ahok. Pihaknya pernah mengajukan permohonan bantuan ke Bazis DKI, yang akhirnya membantu penghuni yang tidak mampu. Bantuan biaya sewa itu disalurkan untuk 29 unit.
"Ada 29 (KK) yang dibantu itu merupakan warga lansia, dan yang bekerja di sektor informal. Jadi, kami ajukan ke Bazis Pemprov DKI. Jadi, dibantu bayar untuk sewanya, sedangkan air dan denda tidak," ujar Vita.