Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Mau Mengganti Gubernur, Pilihannya Tinggal Dua...

Kompas.com - 04/02/2017, 23:47 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertanya kepada para jemaah yang hadir dalam acara peringatan maulid nabi di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, soal keinginan untuk mengganti gubernur.

Serempak, jemaah yang hadir langsung menjawab, "iya".

"Insya Allah pada tanggal 15, kalau Bapak-bapak, Ibu-ibu, mau mengganti gubernur, pilihannya tinggal dua. Tinggal dua itu maksudnya bukan nomor dua, pilihannya tinggal nomor satu atau nomor tiga," ujar Anies saat menyampaikan sambutan dalam acara tersebut, Sabtu (4/2/2017) malam.

Karena berada dalam acara maulid nabi di sebuah masjid, Anies menyebut tidak boleh berkampanye. Oleh karenanya, dia tidak meminta para jemaah yang hadir untuk memilihnya.

"Di dalam masjid tidak boleh kampanye, tapi saya beritahu aja nomor tiga itu namanya Anies Baswedan," kata Anies disambut tawa para jemaah.

Anies ingin mengajak warga untuk melakukan perubahan pada 15 Februari 2017 nanti, bukan sekadar mengganti gubernur. Dia menyebut ada 300 lokasi di Jakarta yang akan digusur. Apabila warga salah memilih, bisa jadi penggusuran tersebut terealisasi.

"300 kampung yang akan digusur, sudah masuk daftarnya, tinggal dijalankan. Jadi Bapak Ibu, saya ingin sampaikan 15 Februari besok bukan hanya kita dapat apa, tapi kita mau menyelamatkan mereka atau tidak," ucap dia.

Anies berharap warga tidak memilih untuk diam. Diam, kata Anies, berarti sikap pembiaran, membiarkan penggusuran tersebut terjadi.

"Saya tidak ingin mengatakan satu atau tiga, terserah Bapak Ibu sekalian. Yang saya ingin sampaikan, jika kita pilih diam, maka kalau sampai ternyata (penggusuran) jalan terus, Bapak Ibu ikut tanggung jawab karena mendiamkan," tutur Anies.

Anies meyakini bahwa warga Jakarta mengetahui pilihan mana yang terbaik. Dia tidak meminta warga memilihnya dalam acara tersebut. Di akhir sambutannya, Anies mengajak para jemaah untuk bertakbir.

"Jadi kalau takbir jangan sekali, biar afdol tiga kali," kata dia.

Anies kemudian memekikan kata "takbir" dan disambut para jemaah dengan menjawab "Allahu Akbar".

Kompas TV Anies Berdebat dengan Ahok Soal Reklamasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com