Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ervan Hardoko
wartawan

Wartawan, peminat isu-isu luar negeri dan olahraga, meski tidak gemar berolahraga

Belajar Kerukunan di Pulo Geulis

Kompas.com - 07/02/2017, 16:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Seperti halnya di sebagian besar tempat di Indonesia, mayoritas penduduk Pulo Geulis adalah pemeluk Islam.

Meski mayoritas, warga Muslim Pulo Geulis sangat menghormati keberadaan agama minoritas dalam hal ini Buddha dan Kong Hu Cu yang diwakili keberadaan wihara Mahabrahma.

“Hubungan kami sangat baik dengan penduduk yang beragama Islam,” kata Bram.

“Saat malam Imlek di mana banyak warga Tionghoa datang beribadah, warga setempat membantu pengamanan jalannya ibadah.”

“Bahkan saat perayaan Cap Go Meh, dua minggu setelah Imlek ada perarakan salah satu patung dewa di wihara ini dan warga Muslim banyak yang ikut mengangkut patung dewa itu untuk diarak,” tambah Bram

Cerita Bram ini bukan sekadar bualan. Salah seorang tokoh masyarakat Pulo Geulis Tata Sumiarta membenarkan penjelasan Bram.

“Saya sudah 36 tahun jadi ketua RT di sini. Tapi belum pernah sekalipun ada gesekan antar warga karena alasan agama atau suku,” kata Tata yang usianya sudah lewat 70 tahun saat saya kunjungi enam tahun lalu.

“Bahkan wihara ini sering jadi tempat perayaan keagamaan Islam. Misalnya saat Maulid Nabi, kami kerap menggelar pengajian di sini,” tambah Tata sambil mengisap rokoknya dalam-dalam.

Apa kunci kedamaian ini? Sederhana, kata Tata, semua warga saling menghormati kepercayaan masing-masing.

“Saya sendiri Muslim. Warga kami sebagian beribadah di wihara dan ada juga yang Kristen.”

“Tapi kami tidak pernah saling mencela. Kami menghormati kepercayaan kami masing-masing,” jelas dia.

“Maka berulang kali saya bilang kepada orang-orang di luar Pulo Geulis untuk mencontoh kerukunan kami,” ujar Tata.

*******

Pulo Geulis menjadi contoh nyata perbedaan bukan menjadi penghalang manusia untuk hidup damai.

KOMPAS.com / RAMDHAN TRIYADI BEMPAH Ritual penyucian Kimsin (patung dewa-dewi) dilakukan warga keturunan Tionghoa menjelang perayaan Imlek di Klenteng Pan Kho, Kampung Pulo Geulis, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (5/2/2016).
Warga Pulo Geulis, jika sejak 1700-an sudah berpenghuni, maka selama lebih dari 300 tahun kedamaian terjaga di tempat ini.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com