Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPS untuk Pemilih di Kompleks Berlan Didirikan di Jalan Matraman Raya

Kompas.com - 15/02/2017, 13:11 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 13 tempat pemungutan suara (TPS) didirikan berjejer di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Rabu (15/2/2017).

TPS yang semula didirikan di dalam Kompleks Berlan itu dipindahkan menyusul adanya larangan pendirian TPS di dalam kompleks TNI.

Ke-13 TPS tersebut yakni TPS Nomor 7 sampai dengan TPS Nomor 19 Kelurahan Kebon Manggis, Matraman.

Akibatnya, warga sipil yang tinggal di dalam Kompleks Berlan harus berjalan lebih jauh ke luar kompleks untuk bisa menggunakan hak suara mereka pada Pilkada DKI 2017 ini.

Seorang pemilih, Nani (58), mengaku baru tahu TPS dipindahkan ke Jalan Matraman Raya pada Rabu pagi tadi.

"Baru tahu pagi habis shalat subuh. Ini semua orang jadi heboh. Saya kecewa banget dipindahin ke sini," ujar Nani saat ditemui di sekitar TPS.

Meski begitu, Nani menyebut warga di Kompleks Berlan tetap semangat datang ke TPS. Mereka tidak ingin kehilangan hak suaranya.

"Ibu-ibu di sana untungnya pake odong-odong. Semangat soalnya, sayang hak suaranya," kata dia.

Pemilih lainnya, Natalia (39), mengaku tahu adanya informasi pemindahan TPS ke luar kompleks pada Selasa (14/2/2017) malam. Dia pun langsung mengecek ke kantor kelurahan.

"Saya magrib pulang kerja denger di tukang sayur, saya langsung ngecek ke kelurahan, katanya ada rapat memang, aku stand by. Anggota KPPS juga bingung," ucap Natalia.

(Baca juga: TNI AL Larang TPS Berdiri di Dalam Kompleks, Hak Pilih Warga Dikhawatirkan Hilang)

Dia baru tahu akhirnya TPS didirikan di luar kompleks pada pagi hari, sama seperti Nani.

Sementara itu, Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan, pelaksanaan pemungutan suara menjadi tidak sempurna karena pemindahan lokasi TPS secara mendadak.

Semua kebutuhan yang diperlukan di TPS tidak sepenuhnya ada karena keterbatasan tempat.

"Misalnya di TPS itu harus ada papan pengumuman, di situ ditempel DPT, pindah TPS, dan profil pasangan calon. Enggak mungkin mendirikan papan pengumuman di tempat yang seperti ini," ucap Sumarno saat meninjau lokasi TPS di sana.

Oleh karena itu, lanjut Sumarno, pemilih tidak bisa mengecek langsung apakah dirinya terdaftar dalam DPT atau tidak di papan pengumuman.

Sumarno menuturkan, pada pilkada sebelumnya, tidak pernah ada masalah dan pendirian TPS boleh dilakukan di dalam kompleks TNI.

Sumarno pun memahami apabila ada pemilih yang mengeluhkan jarak yang lebih jauh.

"Iya sangat mungkin (mengeluh) karena TPS itu kan didirikan mendekati pemilih, tetapi dengan dikeluarkan begini, ini sama sekali tidak mempertimbangkan domisili pemilih, pokoknya di luar kompleks," tutur dia.

Sumarno mengatakan, pemindahan lokasi TPS dapat memengaruhi tingkat partisipasi pemilih.

Oleh karena itu, dia berharap pihak kompleks memfasilitasi pemilih yang akan menggunakan hak suaranya, terutama untuk lansia.

"Ini pasti akan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi pemilih. Moga-moga ada dari kompleks yang bisa mengantar atau dari keluarganya," kata Sumarno.

(Baca juga: Ini Penjelasan TNI AL Terkait Larangan Pendirian TPS di Kompleks)

Pantauan Kompas.com, TPS ini didirikan di ruas Jalan Matraman Raya arah Salemba. Pendirian TPS memakan dua ruas jalan.

Akibatnya, hanya ada dua ruas jalan yang bisa dilalui kendaraan, yakni jalur ruas jalur khusus transjakarta dan satu ruas untuk kendaraan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com