Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2017, 17:00 WIB

TANGERANG, KOMPAS — Tim Saber Pungli Polrestro Tangerang Kota menangkap juru parkir liar berinisial EK (28) karena diduga melakukan pungutan liar terhadap pemilik kendaraan roda empat di sekitar kawasan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jalan Satria Sudirman, Kota Tangerang, Banten.

Kepada korban, tersangka memungut tarif parkir Rp 15.000 dari harga sebenarnya Rp 5.000 (seperti tertera dalam karcis yang dicetak sendiri dan difotokopi). Sementara untuk kendaraan yang terparkir lama, tarif yang dikenakan Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

"Aksi Saber Pungli ini kami lakukan setelah menerima pengaduan dari korban. Kami menyelidikinya dan setelah mengumpulkan bukti, kami menangkap EK. Kasus ini masih dalam penyelidikan. Kami masih mengembangkan kasus ini," kata Wakil Kepala Polrestro Tangerang Kota Ajun Komisaris Besar Erwin Kurniawan, Selasa (13/2).

Erwin mengatakan, dalam operasinya, tersangka sering meminta paksa jika pemilik kendaraan tidak memberikan sesuai keinginannya.

Dari pengakuan tersangka, dia bersama sejumlah rekannya menjadi petugas parkir di beberapa tempat. Tersangka mengaku baru datang dari daerah asalnya tiga bulan lalu. Uang pendapatan dari parkir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Memaksa

Kejadian itu terungkap setelah korban bersama dengan temannya ke Pusat Pemerintahan Kota Tangerang untuk minum kopi. Saat sedang memarkir mobilnya, muncul tersangka mendekati mobil korban dan meminta uang parkir Rp 15.000.

Merasa tarif parkir terlalu mahal, korban hanya menyerahkan uang Rp 5.000 sesuai angka yang tertera dalam karcis. Namun, tersangka mengancam korban dengan mengepalkan tangan seperti ingin menonjok. EK juga mengancam akan memanggil rekan-rekannya di sekitar lokasi. Korban akhirnya memberi Rp 10.000.

Erwin mengatakan, saat ditangkap, di tangan tersangka terdapat tiga lembar karcis parkir roda dua berwarna hijau dan uang tunai Rp 526.000. "Atas perbuatannya, tersangka diancam Pasal 368 KUHP tentang Pungli. Tersangka diancam hukuman maksimal 9 tahun penjara," kata Erwin.

Jalan rusak

Dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat, majelis hakim Pengadilan Negeri Cibinong memutuskan tidak dapat menerima gugatan sembilan warga Kabupaten Bogor terkait jalan rusak, Selasa. Hakim juga menghukum para penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 1.406.000.

"Somasi atau notifikasi disampaikan hanya khusus diberikan kepada tergugat 1, sedangkan kepada tergugat 2 dan 3 tidak disampaikan. Seharusnya juga disampaikan secara khusus, bukan tembusan sehingga gugatan kepada para tergugat belum saatnya diajukan atau prematur. Dengan demikian, tidak memenuhi syarat formal diajukannya sebuah CLS (citizen law suit/gugatan warga)," kata Ketua Majelis Hakim Eko Julianto. (PIN/RTS)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Februari 2017, di halaman 27 dengan judul "Juru Parkir Beromzet Rp 1 Juta Per Hari Dibekuk".

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berstatus Pengajar, Guru Les Privat yang Cabuli Murid di Cengkareng Terancam Dihukum Lebih Berat

Berstatus Pengajar, Guru Les Privat yang Cabuli Murid di Cengkareng Terancam Dihukum Lebih Berat

Megapolitan
Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm Sulit Dapat Orderan Usai Diberi Ulasan Negatif

Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm Sulit Dapat Orderan Usai Diberi Ulasan Negatif

Megapolitan
Warga Kena Gas Air Mata Saat Bentrokan Ormas di Bekasi, Kompolnas: Bisa Bikin Trauma!

Warga Kena Gas Air Mata Saat Bentrokan Ormas di Bekasi, Kompolnas: Bisa Bikin Trauma!

Megapolitan
F-PDIP Datang ke Tanah Abang, Dengar Keluhan Pedagang soal Sepinya Pembeli

F-PDIP Datang ke Tanah Abang, Dengar Keluhan Pedagang soal Sepinya Pembeli

Megapolitan
Sejumlah Ruko di Tanah Abang Tutup, Warga Sebut karena Sepi Pembeli

Sejumlah Ruko di Tanah Abang Tutup, Warga Sebut karena Sepi Pembeli

Megapolitan
Tarif Maksimal LRT Jabodebek Jadi Rp 20.000, Warga: Lebih Murah Naik Motor

Tarif Maksimal LRT Jabodebek Jadi Rp 20.000, Warga: Lebih Murah Naik Motor

Megapolitan
Senja Kala Maskot Jakarta: Saat Elang Bondol dan Salak Condet Kian Hilang Tergerus Zaman

Senja Kala Maskot Jakarta: Saat Elang Bondol dan Salak Condet Kian Hilang Tergerus Zaman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Pemprov Persiapkan Kebutuhan Penggantian KTP Warga Setelah Ibu Kota Pindah

DPRD DKI Minta Pemprov Persiapkan Kebutuhan Penggantian KTP Warga Setelah Ibu Kota Pindah

Megapolitan
Imbas Bentrokan Ormas di Bekasi, Benda Mirip Peluru Nyasar ke Rumah Warga

Imbas Bentrokan Ormas di Bekasi, Benda Mirip Peluru Nyasar ke Rumah Warga

Megapolitan
Pilih Bertahan di Tenda, Warga Kampung Bayam Sebut Ada Kesepakatan dengan Lurah

Pilih Bertahan di Tenda, Warga Kampung Bayam Sebut Ada Kesepakatan dengan Lurah

Megapolitan
Perawatan Sultan Korban Kabel Fiber Optik, Kini Dokter Fokus pada Kerongkongan dan Pita Suara

Perawatan Sultan Korban Kabel Fiber Optik, Kini Dokter Fokus pada Kerongkongan dan Pita Suara

Megapolitan
Pemprov DKI Sediakan Fasilitas Uji Emisi Gratis di 7 Terminal Bus, Cukup Bawa STNK

Pemprov DKI Sediakan Fasilitas Uji Emisi Gratis di 7 Terminal Bus, Cukup Bawa STNK

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Ingin Diajak Diskusi Cari Solusi Tentukan Nasib

Warga Kampung Bayam Ingin Diajak Diskusi Cari Solusi Tentukan Nasib

Megapolitan
Soal Dugaan Pungli di SMAN Depok, Disdik Jabar: Bukan Pungutan, tapi Galang Sumbangan

Soal Dugaan Pungli di SMAN Depok, Disdik Jabar: Bukan Pungutan, tapi Galang Sumbangan

Megapolitan
Maxim Bantah 'Suspend' Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm

Maxim Bantah "Suspend" Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com