Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kami Bersyukur, Berterima Kasih, Orang Lihat yang Kami Kerjakan

Kompas.com - 16/02/2017, 09:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, unggul dalam hitung cepat berbagai lembaga survei pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Meski unggul, prediksi Ahok untuk menang satu putaran meleset. Kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 diprediksi berjalan dua putaran.

Ahok pertama kali menanggapi hasil hitung cepat lembaga survei di hadapan para pendukungnya di Rumah Lembang.

Rabu (15/2/2017) sekitar pukul 14.00 WIB, Ahok bertolak dari kediaman Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, ke Rumah Lembang di Menteng, Jakarta Pusat.

Keramaian Rumah Lembang saat itu tak seperti biasanya. Pendukung Ahok yang mengenakan kemeja kotak-kotak memadati Jalan Lembang dan jalan-jalan sekitarnya, seperti Jalan Syamsu Rizal dan Jalan Suropati.

Dengan dikawal ajudan dan pengamanan dari partai politik, Ahok dan Djarot bersusah payah menuju halaman belakang Rumah Lembang. Ahok dan Djarot terlihat berupaya menyalami para pendukungnya meskipun harus berdesak-desakan dengan para pendukungnya.

Ketika tiba di halaman belakang Rumah Lembang, Ahok-Djarot langsung disambut sorak-sorai pendukungnya. Dari atas panggung, Ahok langsung membakar semangat mereka.

"Kita pantas bersyukur dengan hasil yang kita capai. Kami berterima kasih kepada semua pendukung, relawan, elite politik, dan semua pihak," kata Ahok.

Apa yang dicapai, kata dia, membuktikan banyak warga yang melihat kinerja dirinya bersama Djarot.

"Minimal kami bersyukur banyak orang yang melihat apa yang telah kami lakukan. Banyak orang yang mampu percaya kami mengadministrasi keadilan sosial," kata Ahok.

Dia mengatakan, Ahok-Djarot bersama pendukung masih berharap Pilkada DKI Jakarta 2017 berjalan satu putaran setelah real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.

"Tetapi, apa pun yang terjadi kondisi hitungan suara, kami pantas bersyukur maupun berterima kasih. Dari dianggap tidak ada yang mau pilih, ternyata kami masih dipercaya paling banyak," kata Ahok.

Sindir lembaga survei

Pada kesempatan itu, Ahok sempat menyindir beberapa lembaga survei yang pernah memprediksi bahwa dia dan Djarot akan menduduki posisi paling buncit pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kalau kita mengingat 3-4 bulan lalu, bahkan ada lembaga survei yang menyatakan Ahok-Djarot bisa jadi paling buncit, juara tiga, dan tak sampai perolehan suara 20 persen. Bahkan, perolehan suara hanya 10 persen," kata Ahok.

Sementara itu, dalam hitung cepat lembagai survei itu, Ahok-Djarot justru unggul.

"Kami tidak tahu apakah bisa dapat 50 persen plus satu atau tetap hanya satu putaran. Perjuangan ini belum selesai," kata Ahok.

Dari Rumah Lembang, Ahok beranjak ke Hotel Fairmont untuk melihat real count yang diselenggarakan Partai Golkar dan Cyrus Network. Kunjungan Ahok ke Hotel Fairmont hanya sekitar 30 menit. Dia kemudian menyatakan akan ada putaran kedua pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Setelah dari Hotel Fairmont, Ahok kembali ke kediaman Megawati di Kebagusan bersama Djarot dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto. Sama seperti sebelumnya, Ahok berterima kasih kepada pendukung, relawan, hingga partai politik pendukung.

Ajak Agus bertemu

Pulang dari Kebagusan ke Pantai Mutiara, Ahok mendapat telepon dari pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Juru bicara Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, menceritakan bahwa Sylviana yang menelepon Ahok ke nomor ajudan pribadi Ahok.

"Tadi pas Pak Ahok balik dari Kebagusan (kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri) ke rumah, Bu Sylvi telepon ajudan Pak Ahok, tetapi enggak keangkat," kata pria yang akrab disapa Toni itu kepada Kompas.com.

Ajudan pribadi Ahok kemudian balik menelepon Sylviana. Setelah tersambung, mantan Deputi Gubernur DKI bidang Pariwisata dan Kebudayaan itu meminta untuk berbicara dengan Ahok. Dalam percakapan itu, Sylviana mengucapkan selamat kepada Ahok.

Sylviana memberikan teleponnya kepada Agus. "Terus Pak Agus juga ngucapin selamat ke Pak Ahok," kata Toni.

Ahok berterima kasih atas ucapan selamat yang disampaikan Agus tersebut. Ahok juga mengajak Agus untuk bertemu.

"Terus Pak Ahok bilang, 'kapan-kapan kalau ada waktu, kita ketemu, Mas Agus'. Begitu kata Pak Ahok," kata Toni.

Sejumlah lembaga survei menempatkan pasangan Ahok-Djarot unggul dalam Pilkada DKI walau tidak mencapai suara 50 persen plus 1.

Dalam hasil hitung cepat Litbang Kompas, misalnya, suara pasangan Ahok-Djarot berada di posisi pertama dengan perolehan 42,87 persen. Posisi kedua ditempati Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 39,76 persen. Sementara itu, Agus-Sylviana berada di posisi ketiga dengan suara 17,37 persen.

Hasil penghitungan tersebut berdasarkan data dari 400 TPS yang dijadikan sampel dengan total pemilih 227.453. Metode penentuan TPS dengan menggunakan teknik penarikan sampel secara acak sistematis berdasarkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com