Setengah hari kemarin, Rabu (15/2/2017), menjadi hari yang ditunggu-tunggu banyak warga Jakarta. Sejak pagi, ribuan tempat pemungutan suara didatangi pemilih, termasuk warga yang harus menunggu hingga satu jam terakhir karena persoalan administrasi syarat mencoblos.
Situasi yang sebelumnya dikhawatirkan muncul, di antaranya intimidasi pada pemilih dan kericuhan, ternyata tidak seseram yang dibayangkan. Bahkan, hingga proses hitung cepat sejumlah lembaga survei usai, kondisi Jakarta tetap aman.
Dinginnya malam Jakarta yang sempat diguyur hujan kian adem suasana setelah calon gubernur nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono, secara resmi mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat kepada pasangan calon nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan pasangan calon nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Secara ksatria dan lapang dada, saya menerima kekalahan saya dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta," kata Agus pada jumpa pers di Wisma Proklamasi 41, Jakarta, Rabu sekitar pukul 21.00.
Agus didampingi istrinya, Annisa Larasati Pohan, calon wakil gubernur Sylviana Murni, dan sejumlah pengurus Partai Demokrat. Ayahnya, yang juga presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, tidak tampak hadir.
Di hadapan pendukungnya yang meneriakkan dukungan, ia berterima kasih kepada semua partai pendukung: Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN, serta keluarga besar, simpatisan, dan relawan yang mendukungnya.
Ungkapan terima kasih juga diucapkan Basuki dan Djarot kepada massa pendukung. Di Rumah Lembang, posko pemenangan pasangan itu, Basuki mengatakan bahwa siapa pun pasangan calon ingin menang satu putaran. Namun, akhirnya semua harus menerima realitas.
Di tengah berbagai masalah yang mereka hadapi, mereka menegaskan rasa syukurnya masih bertahan ke putaran kedua. "Sekali lagi, kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya untuk seluruh kader partai yang tidak kenal lelah," ujar Djarot seusai mengunjungi kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan.
Selain PDI-P, pasangan Basuki-Djarot disokong Partai Nasional Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Hanura. Mereka berharap pendukung pasangan calon tetap solid dan tidak bergeser pilihan pada pemilihan putaran kedua yang akan digelar pada 19 April.
Rabu pagi, saat hendak mencoblos, Anies Baswedan yang didampingi istri dan salah satu anaknya telah menyatakan optimismenya. Namun, ia pasrah pada hitungan akhir karena seluruh timnya sudah bekerja dengan baik.
Kepada pers, ia menilai pilkada kali ini memberi contoh pada dunia bahwa kematangan demokrasi di Indonesia bisa dijadikan contoh. Hal senada disampaikan Sandiaga, yang bangga bisa menjadi bagian dari proses berpolitik yang dewasa.
"Saya bangga," kata Sandiaga. Kemarin, mereka menggelar jumpa pers yang juga dihadiri para elite partai pendukung mereka, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden PKS M Sohibul Iman.
Secara khusus, Sandiaga menyatakan bahwa pihaknya siap melakukan proses rekonsiliasi menyusul fragmentasi di sebagian kelompok masyakarat.
Catatan khusus
Secara umum, para pasangan calon dan tim sukses mereka mengakui pilkada berlangsung lancar. Namun, di sejumlah TPS terjadi kericuhan, yang di antaranya muncul karena kekurangan surat dan nama pemilih yang tidak tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT).
"Kami juga menemukan adanya penyelenggara pemilu yang belum profesiona, baik KPU daerah maupun Bawaslu," ujar Ketua Tim Pemenangan Basuki- Djarot, Prasetyo Edi Marsudi.
Tim pemenangan meminta pendukung dan sukarelawan melaporkan seluruh temuan itu dan menindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku.
"Hari ini, saya gagal menggunakan hak pilih karena ketidakjelasan aturan dari kelurahan dan KPU," kata Leonard Lazuardi, warga Kalideres yang merasa dipingpong dalam mengurus syarat pencoblosan, hingga akhirnya gagal menggunakan hak pilihnya.
Kasus sejenis ditemukan di sejumlah TPS, tetapi belum ada jalan keluar.
Di tempat terpisah, Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera, mengatakan, hasil Pilkada 2017 merupakan kemenangan untuk rakyat Indonesia. "Apa pun hasilnya, itu menunjukkan demokrasi Indonesia maju selangkah menjadi jauh lebih baik," katanya pada konferensi pers di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan.
Melihat perjalanan Pilkada DKI Jakarta kemarin, secara umum barangkali memang berjalan lancar dan aman. Namun, sejumlah catatan penting tetap harus diselesaikan penyelenggara pilkada, terutama menyempurnakan data pemilih.
Itu pekerjaan rumah paling besar secara teknis yang harus diselesaikan. Di luar itu adalah persoalan proses putaran kedua yang aman, damai, dan bebas dari rasa takut.
Pencoblosan telah lewat. Terima kasih kepada warga, penyelenggara, dan penjaga keamanan yang netral. Namun, itu belum usai, seperti diucapkan Djarot, "Sampai bertemu lagi di perjuangan yang lebih menarik dan lebih dinamis."
(JOG/DEA/INK/IRE/MDN/MKN/HLN)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Februari 2017, di halaman 26 dengan judul "Terima Kasih Jakarta, Perhelatan Belum Usai...".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.