Putaran kedua
Perolehan suara pasangan Basuki-Djarot yang unggul tipis dalam hitung cepat pilkada putaran pertama 15 Februari 2017 menunjukkan kembalinya pilihan sebagian publik yang tadinya ragu-ragu ke pilihan yang lebih realistis dan pragmatis-rasional. Dalam kategori ini, kuatnya isu agama dan etnis atas pasangan Basuki-Djarot terbukti mencapai batasnya ketika bertemu dengan isu kinerja riil yang sudah mereka jalankan.
Namun, kenaikan perolehan suara pasangan Anies-Sandi hingga hampir menyamai perolehan petahana juga menunjukkan kuatnya perlawanan dari para pemilih, terutama yang berbasis isu primordial. Dilihat dari latar belakang motivasi memilih responden survei, tampaknya bagian terbesar dari kelompok ini tak akan beralih dari pijakan tersebut. Dua isu utama tersebut, yakni isu kinerja dan isu primordial sepertinya sama kuat dan akan terus mewarnai perjalanan kontestasi Pilkada DKI Jakarta hingga putaran kedua 19 April mendatang.
Bagi pemilih Agus-Sylvi, sejak awal kecondongan mereka lebih diarahkan kepada isu yang tidak masuk secara kategoris di isu kinerja dan primordial. Bagi mereka, semula berharap ada jalan keluar memperoleh pemimpin alternatif yang memberikan wajah kebaruan dan stabilitas politik bagi Jakarta. Perspektif ini tentu modal yang menarik bagi tim sukses pasangan Basuki-Djarot dan Anies- Sandi untuk ditangkap sesuai dengan paradigma tiap pasangan calon dan selanjutnya ditawarkan kepada publik Jakarta. (Palupi Panca Astuti/Toto Suryaningtyas Litbang Kompas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.