Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru 3 Kecamatan, Rekapitulasi Penghitungan Suara di Jaktim Dilanjutkan Besok

Kompas.com - 23/02/2017, 19:10 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses rekapitulasi penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta 2017 di Jakarta Timur yang telah disahkan baru 3 dari 10 kecamatan yang ada. Ketiga kecamatan tersebut yakni Cakung, Cipayung, dan Jatinegara.

Pengesahan perolehan suara di ketiga kecamatan tersebut ditandai dengan satu kali ketuk palu. Dari ketiga kecamatan yang sudah disahkan, pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, selalu memenangkan perolehan suara.

Di Kecamatan Cakung, Anies-Sandi memperoleh 106.521 suara. Kemudian, pasangan calon nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, berada di posisi kedua dengan perolehan 91.925 suara.

Adapun pasangan calon nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, menempati urutan ketiga dengan perolehan 63.590 suara. Sementara di Kecamatan Cipayung, Anies-Sandi dipilih oleh 56.023 orang, diikuti Ahok-Djarot dengan perolehan 54.384 suara, dan Agus-Sylvi 26.896 suara.

Di Kecamatan Jatinegara, Anies-Sandi menang dengan perolehan suara 76.414. Ahok-Djarot di urutan kedua dengan perolehan 64.291 suara, dan terakhir Agus-Sylvi memperoleh 33.992 suara.

Selain ketiga kecamatan tersebut, KPU Jakarta Timur sebenarnya telah membahas perolehan suara di Kecamatan Ciracas bersama saksi ketiga pasangan calon yang juga dihadiri panwaslu.

Namun, perolehan suara di Ciracas belum disahkan karena saksi pasangan calon meminta kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di salah satu TPS dihadirkan.

Ketua KPU Jakarta Timur Nurdin mengatakan, permintaan itu diawali karena temuan tim Agus-Sylvi soal adanya pemilih yang menggunakan surat keterangan (suket) yang berbeda dari dua jenis suket yang bisa digunakan untuk mencoblos.

"Berdasarkan buku panduan dan yang kami terima dari Disdukcapil, suket ada dua macam. Tapi di luar itu sebelumnya pernah mengeluarkan suket," ujar Nurdin di Hotel Maxone Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2017). (Baca: Di Pleno KPU Jaktim, Saksi Cagub-Cawagub Keluhkan Sikap KPPS hingga Lokasi TPS )

Nurdin menuturkan, tim Agus-Sylvi menemukan penggunaan suket terdahulu yang ditandatangani oleh lurah. Sementara dua jenis suket yang bisa digunakan untuk mencoblos ditandatangani kasatpel kependudukan di kelurahan.

Penggunaan suket yang ditandatangani lurah itu diperdebatkan saat rekapitulasi di tingkat kecamatan. Namun, penitia pemilihan kecamatan (PPK) Ciracas dan saksi ketiga pasangan calon menyepakati suket tersebut sah digunakan setelah mereka memanggil sekretaris kelurahan setempat yang menyatakan suket tersebut asli dan sah.

"Makanya tim paslon satu minta KPPS dihadirkan kenapa suket berbeda bisa dipake. Kami hadirkan besok walaupun sebenarnya di PPK dan saksi sudah selesai," kata Nurdin.

Selain itu, pembahasan perolehan suara di Kecamatan Duren Sawit juga dilewatkan. Sebabnya, sertifikat hasil perolehan suara yang diperbaiki belum ditandatangani oleh saksi di tingkat kecamatan.

Nurdin menjelaskan, mulanya sertifikat perolehan suara di Duren Sawit sudah ditandatangi oleh semua PPK dan saksi. Namun, PPK menemukan adanya kesalahan tulis di sertifikat pada Kamis ini sehingga saksi belum menandatangani sertifikat hasil perbaikan itu.

"Sertifikat ini sifatnya administrasi, seperti jumlah data pemilih, surat suara rusak, surat suara digunakan, ada kesalahan input data di tingkat bawah," ucap dia. (Baca: KPU DKI Berlakukan Surat Pernyataan bagi Pemilih Pengguna E-KTP dan Suket)

Oleh karena itu, PPK Duren Sawit dan saksi akan kembali mengadakan rapat pleno untuk memberitahukan perbaikan yang dilakukan dan menandatangani sertifikat tersebut pada Kamis malam ini.

Meski ada perbaikan, Nurdin menyebut perbaikan tersebut tidak memengaruhi hasil perolehan suara. Sebabnya, perolehan suara bersumber dari kertas plano yang sudah benar.

"Plano ini jumlah perolehan calon, suara sah, tidak sah, itu semuanya sudah benar. Berita acara (sertifikat) itu ada perubahan angka tapi enggak memengaruhi perolehan suara karena proses awal sudah benar," kata Nurdin.

Rekapitulasi perolehan suara di Jakarta Timur akan dilanjutkan Jumat (24/2/2017) besok mulai pukul 08.00 WIB.

Kompas TV Dalam pernyataan terbarunya KPU DKI Jakarta membolehkan warga yang telah antre untuk bisa tetap memilih meskipun melewati pukul 13.00. Ketua KPU DKI Jakarta Soemarno mengatakan TPS dibolehkan menerima pemilih yang masih mengantre. Namun tidak boleh membuka antrean baru setelah pukul 13. 00 WIB. Kesalahpahaman yang terjadi di beberapa TPS hingga kini masih dipelajari oleh pihak KPU. Bila terbukti kesalahan ini murni oleh petugas KPPS maka petugas tidak akan dilibatkan lagi dalam pemilu berikutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com