Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luka Batin yang Sulit Pulih pada Anak Korban Kekerasan

Kompas.com - 03/04/2017, 18:28 WIB

Malangnya, suami si pengasuh justru menyakiti Dinda. Ada banyak sekali bekas luka dan memar di tubuh Dinda, termasuk di bagian vaginanya. "Dia bisa menceritakan yang dialaminya, tetapi karena masih kecil, dia tidak mengerti. Dia hanya tahu rasanya sakit," kata Maria.

Maria mengatakan, bagi anak sekecil Dinda, luka mental masih belum begitu terasa. Ketika pertama kali datang, Dinda akhirnya bisa tidur nyenyak sedangkan sebelumnya selalu gelisah. Saat ini, ketika luka fisik di tubuhnya sudah mulai sembuh, ia bisa ceria kembali seperti anak- anak lain.

"Namun, kita tak tahu dampak yang mungkin terjadi," ujarnya.

Terungkapnya grup paedofil di media sosial Facebook beberapa waktu lalu makin membuktikan betapa anak-anak rentan menjadi target para predator. Para anggota grup yang diminta aktif mengunggah foto atau video seks dengan anak- anak tentu akan terus mencari anak-anak untuk dijadikan korban. Saat ini beberapa korbannya orang terdekat, sepupu, keponakan, atau tetangga.

Pada kasus ini, anak-anak, selain mengalami kekerasan seksual, juga mengalami kekerasan digital karena otomatis apa yang mereka alami disebarluaskan. Sampai kapan pun, video, foto, dan cerita mereka akan selalu ada di dunia maya, jadi pemuas nafsu manusia-manusia bejat.

Terbentur keterbatasan

Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia Rita Pranawati mengatakan, kekerasan seksual meninggalkan luka batin yang tak mudah dipulihkan. Semua sangat bergantung pada kondisi setiap pribadi.

"Rehabilitasi korban kekerasan seksual mutlak dilakukan hingga korban dapat kembali pulih. Namun, rehabilitasi tidak bisa maksimal karena berbagai keterbatasan. Bahkan, tidak semua korban bisa mendapatkan kesempatan untuk menjalani rehabilitasi," kata Rita.

Rita menjelaskan, proses yang dilakukan selama ini mencakup rehabilitasi fisik juga psikologis. Namun, ketika korban dikembalikan kepada orangtua atau pihak yang dipercaya dapat menerima dan menjaga korban, tidak semuanya sudah benar-benar pulih. Pada banyak kasus, mereka seharusnya terus dipantau kondisi psikologisnya, sementara tidak banyak orangtua yang memiliki bekal memadai mendampingi anaknya.

"Akibatnya, banyak korban tak bisa pulih sepenuhnya. Padahal, mungkin luka itu tak bisa sembuh, tetapi setidaknya harus diupayakan agar mereka bisa kembali menjalani hidup," ujar Rita.

Ke depan, seharusnya negara dapat memfasilitasi kebutuhan korban kekerasan seksual dari sisi rehabilitasi karena hal itu telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga masih belum dapat menjangkau seluruh wilayah. Sebanyak 242 P2TP2A yang terbentuk hingga 2012 di 33 provinsi hanya bertambah menjadi 263 P2TP2A pada 2015.

"Sebetulnya pemerintah dapat memberdayakan infrastruktur yang sudah ada, yaitu puskesmas kecamatan dan kelurahan. Hanya perlu menambah tenaga konseling di puskesmas, layanan psikologi bagi warga, terutama para korban kekerasan. Juga edukasi kesehatan reproduksi sebagai upaya pencegahan dapat dilakukan para bidan di puskesmas," kata Rita.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 April 2017, di halaman 26 dengan judul "Luka Batin yang Sulit Pulih".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com