Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Darmaningtyas
Pengamat transportasi

Aktivis di INSTRAN (LSM Transportasi) yang turut mengawal pembangunan bus way di Jakarta sejak permulaan.

Terminal Pulogebang dan Senjakala Bus AKAP

Kompas.com - 12/04/2017, 08:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Namun, pada saat dirancang tahun 2002 lalu, kondisi lalu lintas di DKI Jakarta belum seruwet saat ini. Jumlah kendaraan bermotor (mobil maupun sepeda motor) saat itu baru 3.477.431 unit, sedangkan sekarang sudah mencapai 10.905.533 unit (tiga kali lipat).

Itu belum ditambah dengan kendaraan yang datang dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi; jumlah kendaraan yang lalu lalang di Jakarta bisa mencapai 15 juta.

Sekadar info saja, jumlah kendaraan bermotor di wilayah Jabodetabek yang tercatat di Polda Metro Jaya (berpelat nomor B per 31 Desember 2016) mencapai 18.006.404 unit.

Dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta sampai tiga kali lipat, plus kendaraan yang lalu lalang dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, maka wajar bila kecepatan perjalanan angkutan umum turun dari 40 km/jam saat itu menjadi 20 km/jam saja atau turun sampai 50 persen.

Dengan penurunan kecepatan perjalanan yang mencapai 50 persen, tidak realistis lagi menjadikan Terminal Pulogebang sebagai terminal pemberangkatan dan kedatangan bus AKAP arah Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.

Perencanaan Terminal Pulogebang sebagai terminal terpadu itu merupakan hasil perencanaan masa lalu yang sama sekali tidak cocok untuk diterapkan saat ini, mengingat kondisi lalu lintasnya sudah berbeda total.

Kita patut mengakui bahwa para pendahulu kita yang membuat perencanaan terminal di sudut-sudut Jakarta, seperti Lebak Bulus, Pondok Cabe, Pondok Pinang, Kalideres, Grogol, Tanjung Priok, Pulogadung, Pinangranti, Kampung Rambutan, sebagai terminal pemberangkatan atau kedatangan bus AKAP sesungguhnya memiliki visi jauh ke depan dan berorientasi pada pelayanan kepada penumpang.

Mereka sudah memprediksikan Kota Jakarta sekian tahun ke depan akan macet, sehingga layanan angkutan umum AKAP harus dibuat di sudut-sudut Jakarta, tetapi mudah akses ke jalan tol.

Mereka juga tahu dari mana saja asal para calon penumpang bus AKAP tersebut dan tahu seperti apa profilnya. Mereka pikirkan betul akses para calon penumpang bus AKAP tersebut terhadap pemberangkatan dan penurunan sedekat mungkin dan seefisien mungkin.

Menghapuskan fungsi terminal di sudut-sudut Kota Jakarta dan memaksa penumpang bus AKAP naik atau turun di Terminal Pulogebang bukanlah ide cerdas dan sangat tidak realistis.

Betul, saat pembangunan Terminal Pulogebang dibangun, kondisi lalu lintas Jakarta masih memungkinkan untuk menuju ke sana. Akan tetapi, 15 tahun kemudian, kondisi lalu lintasnya sudah berubah total sehingga kebijakan angkutan umum dan pemanfaatan terminal saat ini tidak bisa mengacu sepenuhnya pada hasil perencanaan 15 tahun silam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Megapolitan
Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Petugas Gabungan Evakuasi Seorang Korban Tewas

Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Petugas Gabungan Evakuasi Seorang Korban Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com