Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serukan Hal Tak Pantas, Pemilik Akun Facebook Ini Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 18/04/2017, 09:30 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekelompok orang yang tergabung dalam Perempuan Indonesia Anti-Kekerasan melaporkan pemilik akun Facebook Dwi Ardika ke Polda Metro Jaya, Senin (18/4/2017).

Mereka melaporkan posting-an Dwi yang menyerukan warga untuk melakukan perbuatan tak pantas dan melanggar hukum

Salah satu aktivis perempuan, Ita Fadia Nadya, mengatakan bahwa semula ia ingin laporan itu ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

Namun, setelah konsultasi, ia diarahkan ke Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Umum Kriminal Polda Metro Jaya.

Sebab, menurut dia, posting-an tersebut telah menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), terutama kaum perempuan.

"Kami mau mengangkat keamanan perempuan secara umum. Kita tidak bicara pilkada, tetapi bicara keamanan perempuan secara umum," ujar Ita di Mapolda Metro Jaya, Senin.

(Baca juga: Tokoh Lintas Agama Serukan Perdamaian Jelang Pencoblosan Pilkada DKI)

Ita yang dulu menangani kasus pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa pada 1998 itu mengatakan, posting-an akun Facebook Dwi Ardika mengingatkan kaum perempuan pada kerusuhan masa itu.

Ia dan banyak perempuan lain khawatir, provokasi yang dibuat Dwi melalui akun Facebook-nya dapat menimbulkan kerusuhan serupa.

"Kami sebagai perempuan, kemanan kami, tubuh kami sudah terancam dengan ujaran ini. Saya mengalami langsung 98, ujaran seperti ini sudah kami lihat," kata dia. 

Ita menceritakan, ancaman kala itu disebarkan lewat selebaran-selebaran, sopir-sopir bajaj, sopir taksi, dan lewat (pesan) pager.

Kini, penyebaran ancaman itu dilakukan melalui media sosial, dan sayangnya tidak hanya oleh akun Dwi.

Ita berharap, pelaksanaan pilkada di sejumlah daerah, terutama di DKI Jakarta, berjalan lancar, aman, dan damai. Pihaknya tak ingin terjadi kerusuhan, apalagi perempuan harus menjadi korban.

"Demokrasi tidak harus mengorbankan gender. (Tragedi) 98, trauma yang paling dalam untuk kami. Kami khawatir, kami takut itu terjadi kembali," ucap dia.

Saat ini, akun Facebook Dwi tidak bisa diakses lagi. Diduga, akun itu telah dihapus oleh pemiliknya. 

Laporan tersebut diterima polisi dengan nomor LP/1905/IV/2017/PMJ/Dit. Reskrimum tertanggal 17 April 2017. Pemilik akun dilaporkan melanggar Pasal 156 KUHP tentang Ujaran Kebencian.

(Baca juga: 2016, Konten Berisi Ujaran Kebencian Paling Banyak Diadukan ke Polisi)

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengimbau agar tidak ada provokasi dalam Pilkada DKI 2017.

Ia mengatakan, pernyataan-pernyataan yang memperkeruh suasana selama ini telah menyebabkan warga ketakutan.

"Tentunya kepada siapa pun, tokoh masyarakat, ormas, untuk kami imbau, jangan keluarkan statement yang provokatif dan memperkeruh situasi. Jangan, kasihan masyarakat, ketakutan, tertekan sehingga bertanya 'Pak Kapolda ini bagaimana, apa saya harus keluar dari Jakarta', saya bilang jangan,'" kata Iriawan di Jakarta, Senin.

Iriawan mengatakan, ia siap menindak tegas pihak-pihak yang memprovokasi dan mengintimidasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com