Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Dikosongkan Kodam Jaya, Warga Cijantung II Mengadu ke Komnas HAM

Kompas.com - 25/04/2017, 14:45 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Cijantung II, Pasar Rebo, Jakarta Timur, mengadukan pengosongan rumah secara paksa yang disebut dilakukan oleh Kodam Jaya ke Komnas HAM, Selasa (25/4/2017).

Ketua Gerakan Peduli Warga Cijantung II Endang Damayanti Suseno mengatakan, pengosongan paksa dilakukan tiga kali dengan satu kali sosialisasi.

"28 Oktober 2016 undangan sosialisasi dari Kodam, isinya putra-putri, yatim-piatu, tidak berhak atas rumah itu," ujar Endang saat audiensi di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa.

Sebelum pengosongan, kata Endang, Kodam Jaya melayangkan surat peringatan (SP) I, II, dan III hingga 23 Januari 2017.

Setelah SP tersebut, pengosongan paksa pertama dilakukan pada 7 Februari 2017.

"7 Februari 2017 pengosongan rumah selama sepihak di mana tidak ada pemberitahuan resmi. Informasi pengosongan kami terima dari media sosial," kata dia.

(Baca juga: Kodam Jaya Kosongkan Satu Rumah Warga di Kompleks Eks 3 Mei)

Pada saat pengosongan tersebut, menurut Endang, ada 900-an tentara yang menggunakan pakaian anti huru-hara. Mereka masuk dari rumah ke rumah untuk pengosongan. 

"Ada yang diperlakukan dengan tidak etis di mana penghuni rumah tidak ada, mereka dobrak, mereka tendang. Kalau penghuni rumah belum buka pintu, mereka teriak-teriak," ucap Endang.

Kemudian, pengosongan paksa kedua dilakukan pada 23 Februari 2017 dan pengosongan ketiga dilakukan pada 16 Maret 2017.

Endang mengatakan, total rumah yang dikosongkan sebanyak 47 rumah. "Ada 47 rumah dan satu rumah umumnya ada 2-3 keluarga. Jadi ada 120 KK," kata Endang.

Warga Cijantung II meminta Komnas HAM untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM dalam pengosongan paksa rumah tersebut.

Mereka juga berharap bisa kembali menempati rumah yang sudah mereka tempati puluhan tahun.

(Baca juga: Kodam Jaya Nilai Penertiban di Bintaro Sesuai Prosedur)

Sementara itu, Komisioner Anggota Komnas HAM Maneger Nasution mengatakan, Komnas HAM pernah menyurati Kodam Jaya untuk menghentikan sementara pengosongan rumah dan meminta Kodam Jaya berdialog dengan warga hingga ada titik temu.

Namun, mediasi antara Kodam Jaya dan warga belum terealisasi. Setelah ini, Komnas HAM akan kembali melakukan upaya mediasi dan menyelidiki dugaan pelanggaran HAM tersebut.

"Komnas menguji apakah proses pengosongan itu sudah sesuai atau tidak. Kami minta keterangan warga, proses-prosesnya apakah sosialisasinya sudah memadai negosiasinya, apakah penggantian kerahiman sudah memadai, dan lainnya," kata Maneger seusai audiensi.

Kompas TV Pengosongan Rumah TNI Berakhir Ricuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com