Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Demo Hari Buruh 2017 Dipusatkan di Depan Istana Negara

Kompas.com - 01/05/2017, 08:06 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan Hari Buruh Internasional pada Senin (1/5/2017) kembali diisi dengan unjuk rasa sejumlah serikat pekerja gabungan dari berbagai daerah.

Kumpulan serikat pekerja akan menggelar unjuk rasa yang terpusat di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, pagi ini.

Baca juga: 17.000 Personel Polri Akan Amankan Demo Hari Buruh di Jakarta.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal pada Minggu (30/4/2017) mengklaim, hampir 150.000 buruh akan berhimpun di depan Istana Negara menyerukan tiga isu utama.

"Tiga isu yang akan diangkat itu disingkat jadi hosjatum, hapus outsourcing dan magang, jaminan sosial, dan tolak upah murah. Hosjatum serentak diangkat di seluruh wilayah Indonesia," kata Said.

Isu "hosjatum" tidak hanya didengungkan pada unjuk rasa buruh di depan Istana Negara nanti. Isu tersebut digaungkan bersama-sama dengan aksi yang serentak digelar di 32 provinsi seluruh Indonesia pada hari ini.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Buruh melakukan unjuk rasa di seputar bundaran Bank Indonesia, Jakarta, memperingati Hari Buruh Sedunia, Senin (1/5/2017). Aksi buruh serentak dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia menuntut agar pemerintah menghapuskan sistem outsourcing, magang dan upah layak.
Rangkaian gelaran aksi kali ini juga lebih sederhana, dengan titik kumpul di patung kuda Arjuna Wiwaha dekat gedung Indosat, Jalan MH Thamrin sekitar pukul 09.00 WIB, dilanjutkan dengan long march menuju Istana Negara.

Said menjelaskan, "hosjatum" merupakan isu lama yang dalam dua tahun terakhir kembali menguat.

Terkait outsourcing dan magang, Said menyebut hanya ada lima jenis pekerjaan yang bisa diterapkan sistem itu bila merujuk pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) Nomor 19 Tahun 2012.

Lima pekerjaan yang dimaksud adalah cleaning service, catering, security, driver, dan jasa penunjang perminyakan. Namun kenyataannya, banyak perusahaan penyedia jasa outsourcing menyediakan pekerjaan di luar lima bidang tersebut.

Mengenai jaminan sosial, buruh akan meminta agar jaminan kesehatan digratiskan dari iuran dan mengambil preminya dari pajak. Para buruh juga akan meminta perbaikan terhadap mekanisme rawat inap bagi peserta jaminan sosial yang masih belum baik.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Buruh melakukan unjuk rasa di seputar bundaran Bank Indonesia, Jakarta, memperingati Hari Buruh Sedunia, Senin (1/5/2017). Aksi buruh serentak dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia menuntut agar pemerintah menghapuskan sistem outsourcing, magang dan upah layak.
Sedangkan poin tolak upah murah lebih menuntut pada penyetaraan upah rata-rata Indonesia yang masih kalah jauh dengan beberapa negara tetangga.

Adapun salah satu serikat pekerja lain, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea mengungkapkan pihaknya tidak akan berorasi layaknya "May Day" tahun-tahun sebelumnya. Orasi politik akan digantikan dengan pawai budaya.

"Ada marching band, pencak silat, dan pertunjukkan lainnya. Parade kebudayaan nusantara akan digelar di jalan-jalan sampai ke depan Istana," tutur Andi pada Kamis (27/4/2017) langsung di hadapan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Selama Demo Hari Buruh

Baik Said maupun Andi berjanji kegiatan peringatan Hari Buruh 2017 akan berlangsung aman dan kondusif. Personel gabungan dari Polda Metro Jaya akan membantu mengamankan jalannya aksi, dengan menerjunkan kurang lebih 15.000 petugas di lapangan.

Kompas TV Lalu Lintas Tol Cikampek Tidak Sepadat Kemarin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com