"Kalau boleh milih, saya maunya masuk setelah hari H lebaran saja. Wajar lah mbak, kan mau lebaran sama keluarga, kumpul-kumpul," ujar Ali.
Namun, Ali paham dia harus bersedia jika ditugaskan pada hari H lebaran. Ali mengatakan tidak boleh ada kekosongan PPSU pada hari apa pun.
Hal ini untuk memastikan bahwa Jakarta tetap bersih. Dia pun siap kalau ditugaskan masuk kerja di hari lebaran.
"Kalau memang disuruh masuk pas lebaran ya enggak apa-apa. Ini kan sudah jadi tugas kita. Harus tetap siaga, takut ada keluhan dari masyarakat juga kan, misalnya ada pohon tumbang bagaimana kalau bukan kita yang beresin?" ujar Ali.
Baca: Pasukan Oranye Gali Tanah Bantu Densus 88 Geledah Rumah di Cipayung
Hal yang sama juga dilontarkan Muski. Keinginan Muski untuk berlebaran bersama keluarga lebih besar dari Ali.
Maklum saja, dia merupakan kepala keluarga dari istri dan 6 orang anaknya. Namun, Muski siap jika harus bekerja saat lebaran.
"Ini memang risiko kita kerja. Kita kan bukan pegawai kantor tapi pegawai lapangan. Saya sih melihat ini ibadah, jadi nikmati saja," ujar Muski.
Suka duka bekerja selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri memang ada. Meski harus bekerja di bawah terik matahari selama Ramadhan, Muski dan Ali tetap merasa senang.
Sebab, mereka akan mendapatkan tunjangan hari raya (THR) sebesar satu kali gaji saat lebaran nanti.
"Alhamdulillah kan bisa buat anak dan istri," ujar Muski.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.