Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasukan Oranye Rasakan Perihnya Gas Air Mata Tiap Tawuran Usai di Manggarai

Kompas.com - 03/06/2017, 12:35 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau dikenal pasukan oranye berarti harus siap bertugas dalam kondisi apapun. Termasuk bertugas membersihkan sisa kekacauan pasca pecahnya tawuran warga.

Salah satu kawasan yang cukup sering terjadi tawuran adalah kawasan Tambak dan Manggarai.

Ali Akbar, PPSU dari Kelurahan Pegangsaan menceritakan sulitnya membersihkan sampah-sampah usai tawuran terjadi.

"Tawuran itu biasanya selesai tengah malam, itu enggak pakai nunggu besok. Malam itu juga kita sudah harus bersih-bersih di sana," ujar Ali ketika ditemui Kompas.com di RPTRA Amir Hamzah, Sabtu (3/6/2017).

Usai terjadinya tawuran, pecahan-pecahan kaca biasanya bertebaran di sepanjang jalan. Ali mengatakan dia dan rekannya harus membersihkan pecahan kaca itu agar pengguna jalan nyaman melintasinya.

Baca: Muski dan Ali, Pasukan Oranye yang Siap Kerja Saat Lebaran demi Bersihnya Jakarta...

Kendaraan yang lalu lalang menjadi tantangan baginya dalam membersihkan pecahan kaca itu. Mereka juga harus berhati-hati agar tidak terluka terkena pecahan kaca.

"Belum lagi kena sisa gas air mata, itu perih banget mbak. Kita enggak ikut tawuran tapi kita ikutan kena perih," ujar Ali.

Ali mengatakan warga yang melakukan tawuran tidak mungkin ikut membantu membersihkan sisa-sisa keributan mereka.

Pasukan oranye lah yang "kena getahnya" dan menjadi garda terdepan untuk membersihkannya. Jika sudah seperti itu, kata Ali, mereka tidak hitung-hitungan.

Baca: Pasukan Oranye Gali Tanah Bantu Densus 88 Geledah Rumah di Cipayung

"Maksudnya siapa aja PPSU yang lowong, pasti bantu ke sana. Enggak hanya PPSU yang tugasnya di Pegangsaan atau Manggarai saja. Kebetulan juga kan itu daerahnya perbatasan juga," ujar Ali.

Terakhir kali tawuran pecah pada Maret 2017, tepatnya Minggu (5/3/2017) dan Senin (6/3/2017) sore.

Tawuran pada hari Minggu menyebabkan dua pemuda tewas, sedangkan tawuran pada hari Senin mengakibatkan sejumlah orang luka-luka.

 

Kompas TV Andai Jakarta Tanpa Pasukan Oranye
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com