Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan "Underpass" Matraman, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan

Kompas.com - 07/06/2017, 07:11 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas bagi kendaraan yang hendak menuju Jalan Pramuka dan Jatinegara, Jakarta Timur, karena ada pembangunan underpass Matraman-Salemba.

Pada keterangan resmi yang diunggah TMC Polda Metro Jaya dalam akun twitter-nya, @TMCPolda, Selasa (7/6/2017), disebutkan kendaraan dari Jalan Tambak yang menuju Jalan Pramuka atau Jatinegara, kecuali bus Transjakarta, dilarang belok kanan di Simpang Jalan Proklamasi-Jalan Tambak mulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB.

Dengan begitu, maka lalu lintas dialihkan belok kiri ke Jalan Proklamasi-Jalan Diponegoro bagi kendaraan yang dari Jalan Tambak yang ingin menuju Jalan Pramuka atau Jatinegara.

(baca: Macet Parah, Kenapa Tak Ada Penutupan Jalan di Proyek "Flyover" dan "Underpass"?)

Rekayasa lalu lintas juga akan diterapkan di Jalan Salemba I dan kompleks sepanjang Jalan Pramuka Sari II sisi utara mulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB.

Kondisi lalu lintas yang sudah ada di Jalan Salemba I mengarah ke Jalan Pramuka atau Jatinegara dialihkan melalui Jalan Proklamasi-Jalan Diponegoro.

Adapun rekayasa lalu lintas tersebut berlaku pada 8-15 Juni 2017. Maka dari itu, TMC Polda Metro Jaya mengimbau pengguna jalan menghindari ruas jalan Matraman-Salemba selama pembangunan underpass untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di ruas jalan tersebut.

(baca: Warga Berharap Pembangunan "Underpass" Matraman Tidak Buat Macet)

Secara terpisah, Kepala Bidang Simpang Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Heru Suwondo mengatakan pembangunan underpass itu untuk jalur Matraman Dalam atau Tambak, Manggarai ke Jalan Pramuka arah Pulogadung. Underpassakan dibuat bercabang sehingga bisa untuk berbelok ke Jalan Matraman Raya arah Jatinegara.

"Arah dari Barat ke timur atau dari arah Tambak ke arah Pasar Pramuka. Underpass bercabang, ada yang belok kanan ke Jatinegara," kata Heru.

Dia melanjutkan, underpass dibangun untuk meniadakan persimpangan sebidang dari Jalan Matraman Dalam menuju Jalan Pramuka dengan Jalan Matraman Raya.

Keberadaan  underpass itu diharapkan dapat mengurangi konflik sebidang di perlintasan antara Matraman Dalam dengan Matraman Raya.

Selain itu, underpass dibangun untuk mendukung pergerakan bus Transjakarta yang melintas di persimpangan tersebut.

Underpass yang akan dibangun memiliki panjang 650 meter dan lebar jalan 7 meter. Target pengerjaan diharapkan bisa rampung pada pertengahan Desember 2017. Nilai proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 118 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com