Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Pungli di Jakarta dari Kasus Penangkapan EM

Kompas.com - 09/06/2017, 08:53 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
EM, PNS Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat, tertangkap tengah melakukan pungutan liar kepada pengusaha kuliner di Ampera Garden, Jalan Ampera, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2017).

Dia tertangkap dengan uang Rp 500.000 yang merupakan hasil menipu dan memeras warga.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan Yovandi Yazid menjelaskan EM mengaku sebagai petugas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) yang tengah menertibkan bangunan dan usaha yang tidak berizin.

Dengan iming-iming usahanya akan tetap aman, EM meminta sejumlah uang kepada pemilik bangunan dan usaha. Warga yang tertipu pun menyanggupi permintaan EM dan memberikan Rp 500.000 hingga Rp 1 juta.

Kejaksaan kini tengah mencari apakah ada rekan EM yang juga terlibat dalam pungli tersebut.

"Kemungkinan enggak sendiri, sekarang kami lagi pengembangan," kata Yovandi, Kamis (8/6/2017).

(baca: PNS DKI yang Lakukan Pungli di Jaksel Diduga Tidak Bermain Sendiri)

Adapun Camat Pasar Minggu Eko Mardiyanto mengatakan EM pernah tertangkap sebelumnya dan diperingatkan. Pihaknya terpaksa menyerahkan EM kepada penegak hukum lantaran dia tidak jera dan mengulangi perbuatannya.

"Ada laporan warga di wilayah Jeruk Purut oknum PNS mengaku dari Kecamatan Pasar Minggu meminta bantuan uang untuk pengecatan kantin dua bulan lalu nominal Rp 5 juta," kata Eko.

Pemilik bangunan sempat keberatan dan akhirnya memberikan Rp 1 juta kepada EM. Namun sebulan kemudian, EM kembali datang meminta kekurangan dana.

Pemiliknya pun dilaporkan ke Lurah, Binmas, dan Babinsa setempat. Ketika diperiksa statusnya, EM ternyata bukanlah PNS dari instansi setempat.

"Pada saat itu, oknum tersebut sudah diingatkan dan diminta berjanji tidak mengulangi perbuatannya, ujar Eko.

(baca: PNS Pemkot Jakpus yang Pungli di Jaksel Pernah Ditangkap Sebelumnya)

Pada awal Juni 2017, Eko mengaku kembali menerima laporan dari warga di Jalan Ampera dengan modus yang sama. Pemiliknya pun meminta agar EM ditangkap ketika dia kembali lagi.

Eko mengatakan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan memutuskan menggandeng Kejaksaan untuk menangkap EM.

"Saat dilakukan penangkapan, yang bersangkutan akan mengambil sisa dana yang diminta," kata Eko.

Kepala Suku Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (DCKTRP) Syukria mengatakan petugas P2B seharusnya tidak bisa disuap. Untuk menutup ruang bagi oknum petugas yang nakal, pihaknya akan melakukan tindakan preventif dengan mengampanyekan kerawanan pungli.

"Saya lagi membuat brosur imbauan untuk masyarakat agar kritis terhadap petugas pengawas bangunan yang datang, di brosur itu akan dijelaskan kelengkapan atau atribut petugas pengawasan dan warga berhak bertanya surat tugas yang dibawa petugas," kata Syukria.

Kompas TV Tim Saber Pungli Mabes Polri Selidiki Dugaan Pemerasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com