JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang sopir angkot trayek Pejompongan-Bendungan Hilir, Osman, mengatakan bahwa larangan pengoperasian becak motor (bemo) tak mengurangi jumlah penumpangnya.
"Enggak ada pengaruhnya, penumpang masih banyak," ujar Osman saat ditemui Kompas.com, Jumat (9/6/2017).
(Baca juga: Sopir Bemo: Kasih Kami Kesempatan, Toh Kami Tidak Lewat Jalan Protokol)
Ia menilai, penumpang yang tetap banyak ini membuktikan bahwa bemo masih diminati warga. Apalagi, menurut dia, tarif bemo tergolong murah.
Untuk menumpang bemo dari Pejompongan ke arah Bendungan Hilir misalnya, penumpang cukup membayar Rp 3.000.
Selain itu, menurut Osman, kelebihan dari bemo yang dioperasikannya ini adalah kecepatan dalam mencapai lokasi tujuan.
"Jadi kalau saya enggak ngetem (menunggu penumpang) di suatu tempat dalam waktu yang lama). Saya berapa pun penumpang ya berangkat, jadi cepet," ucapnya.
(Baca juga: "Kalau Enggak Ada Bemo, Kasihan Anak Sekolah...")
Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sebelumnya meminta agar para sopir bemo mematuhi larangan yang telah ditetapkan. Bemo dilarang beroperasi di Jakarta sejak 6 Juni 2017.
Djarot mengatakan, sopir bemo bisa beralih profesi menjadi sopir bajaj. "Dari dulu kan sudah dialihkan ke bajaj," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat.