Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program DP Nol Rupiah dan Harapan Besar Warga Jakarta Miliki Rumah

Kompas.com - 13/07/2017, 11:55 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program kepemilikan hunian dengan DP (down payment) nol rupiah yang diusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno kini jadi sorotan.

Publik, khususnya warga Jakarta, banyak berharap bisa punya hunian berupa rumah dengan status kepemilikan resmi saat mereka menemui Anies dan Sandi semasa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.

Berdasarkan pengalaman Kompas.com ketika beberapa kali mengikuti agenda kampanye Anies dan Sandi, cukup sering mereka menjanjikan hunian tetap kepada warga yang sementara tinggal di kontrakan atau hunian semipermanen.

Bahkan, sosialisasi mengenai program hunian dengan DP nol rupiah sering disampaikan sebagai pembuka orasi Anies maupun Sandi.

"Bapak-Ibu, tinggalnya sudah di rumah sendiri apa masih kontrak?" tanya Anies di salah satu kampanyenya dulu di kawasan kumuh Jakarta Utara.

Begitupun dengan Sandi. Sembari membawa alat peraga berupa papan berukuran sedang, dia menawarkan pemilihnya di Pilkada DKI Jakarta nanti bisa mengikuti program kepemilikan hunian dengan DP nol rupiah.

Program ini seketika jadi bahan obrolan hangat para warga usai kampanye dilaksanakan. Beberapa kali terdengar, perbincangan di antara ibu-ibu yang dengan mantap akan memilih Anies-Sandi karena punya program DP nol rupiah.

Baca: Merasa Tak Masuk Akal, Ahok Tolak Masukkan Program DP 0 di APBD-P

Mereka juga berpandangan, dengan memiliki rumah, hidup mereka akan jadi lebih baik selama tinggal di Jakarta karena sampai saat itu masih banyak warga yang mengontrak rumah atau tinggal di bedeng dengan dinding triplek dan beratapkan seng.

Secara sederhana, program DP nol rupiah dijelaskan dahulu sebagai program yang menyasar warga kelas menengah ke bawah dengan pendapatan maksimal Rp 7 juta.

Adapun upah minimum regional (UMR) di DKI Jakarta yang terakhir ditetapkan sebesar Rp 3,3 juta, yang artinya batas atas peserta program ini adalah mereka yang maksimal berpenghasilan sekitar dua kali UMR DKI Jakarta.

Namun, tepat beberapa hari yang lalu, Sandi sebagai Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta mengungkapkan ada skema lain yang dibahas oleh timnya untuk program DP nol rupiah.

Skema itu merupakan poin krusial, yakni mengenai prasyarat peserta program yang adalah warga Jakarta dengan penghasilan Rp 7 sampai 10 juta.

Pertimbangannya, karena peserta program harus punya kemampuan mencicil hunian per bulannya. Lebih rinci lagi, Sandi juga menyinggung soal kemampuan menabung tiap KK (Kartu Keluarga), terlepas dari penghasilan antara Rp 7 sampai 10 juta.

"Kalau dia pendapatannya Rp 7 juta tapi pengeluarannya Rp 6,9 juta enggak akan bisa partisipasi. Jadi, harus yang bisa menabung dan digunakan untuk menyicil rumah," tutur Sandi pada Rabu (12/7/2017).

Perubahan skema ini baru disampaikan oleh Sandi. Sedangkan Anies sendiri belum berkomentar karena yang bersangkutan belum memiliki kegiatan resmi yang bisa diliput oleh wartawan.

Baca: Anies Ibaratkan Program Rumah DP 0 Kredit Motor

Ketika Kompas.com berusaha menghubungi salah satu ajudan Anies kemarin, sampai hari ini belum direspons. Warga kini meminta penjelasan.

Sandi pun menjanjikan untuk memberikan detil program DP nol rupiah ketika dia dan Anies dilantik sebagai pimpinan DKI Jakarta oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2017 mendatang.

Kompas TV Sabtu (18/2) kemarin, pasangan Anies-Sandi mengikuti pengajian yang diselenggarakan salah seorang relawan Anies-Sandi, yaitu Raffi Ahmad. Seusai pengajian, pasangan nomor urut tiga itu menanggapi pro dan kontra terkait program rumah tanpa uang muka yang mereka gulirkan. Menurut Anies dan Sandi, program itu sudah diterapkan di negara lain. Bahkan, jika mengacu pada aturan Bank Indonesia, hal itu bisa diterapkan di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com