Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program DP 0 Rupiah dan Cerita "Subprime Mortgage Crisis" di Amerika

Kompas.com - 13/07/2017, 15:41 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Skema serupa pembiayaan kepemilikan hunian dengan DP nol rupiah yang dicetuskan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sudah pernah dilaksanakan dahulu di Amerika Serikat. Kepala ekonom BCA David Sumual menceritakan, pembiayaan di AS yang menyasar kalangan menengah ke bawah dikenal dengan nama subprime mortgage.

"(Sasaran program) ada juga yang no job, no income, no down payment, itu ada dulu. Itu semacam strategi pemasaran juga ya dari bank-bank di AS untuk menarik nasabah yang selama ini enggak ter-cover KPR (kredit pemilikan rumah)," kata David saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (13/7/2017).

Kala itu, menurut David, masyarakat kelas menengah ke bawah bisa menempati hunian yang mereka cicil untuk jangka panjang. Bahkan, dengan uang muka yang rendah sampai tidak dikenakan uang muka sama sekali.

Perbedaan kemampuan finansial yang menyebabkan tingginya resiko tidak bisa melanjutkan cicilan, ditambah ada permainan dari bank dengan fasilitas KPR, menyebabkan dampak sistemik.

Dampak yang dimaksud hingga membuat harga properti anjlok, membengkaknya bunga dari DP dan cicilan, akhirnya menyebabkan gagal bayar berujung penyitaan aset.

"Jadi, harus hati-hati juga. Tergantung seberapa besar program DP nol rupiah ini berlangsung. Kalau di Amerika kan sangat besar dan akhirnya dampaknya bersifat sistemik," tutur David.

Baca: Soal Penerima DP 0, Sandiaga Pertimbangkan Pendapatan Rumah Tangga

Hal yang harus diperhatikan saat program DP nol rupiah berjalan adalah hitung-hitungan subsidi dengan pembiayaannya. Menurut David, Anies dan Sandi perlu memperjelas skema pembiayaan agar didapat angka pasti berapa yang dibutuhkan dari APBD DKI Jakarta untuk program ini.

"Kalau dari janji kampanye, hitung-hitungannya bisa sampai 2/3 anggaran habis untuk program ini. Jakarta kan anggarannya Rp 70 triliun terakhir, jadi harus dipilah-pilah dulu, takutnya anggaran-anggaran yang lain malah terbengkalai," ujar David.

Kompas TV Sabtu (18/2) kemarin, pasangan Anies-Sandi mengikuti pengajian yang diselenggarakan salah seorang relawan Anies-Sandi, yaitu Raffi Ahmad. Seusai pengajian, pasangan nomor urut tiga itu menanggapi pro dan kontra terkait program rumah tanpa uang muka yang mereka gulirkan. Menurut Anies dan Sandi, program itu sudah diterapkan di negara lain. Bahkan, jika mengacu pada aturan Bank Indonesia, hal itu bisa diterapkan di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com