JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei yang dilakukan lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkait Pilkada Jawa Barat 2018 menyebutkan ada warga yang enggan memilih calon gubernur yang diusung atau didukung partai-partai pendukung Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI 2017.
Berdasarkan hasil survei SMRC, alasan untuk tidak memilih partai pendukung Ahok menempati urutan keempat dari kriteria calon gubernur yang akan dipilih oleh warga Jawa Barat.
"Ada alasan yang menyebutkan (memilih calon yang) tidak didukung partai pendukung Ahok di DKI," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (13/7/2017).
Pada Pilkada DKI 2017, ada empat parpol yang menjadi partai pengusung Ahok. Keempatnya yakni PDI Perjuangan, Hanura, Golkar, dan Nasdem.
Dari survei yang dilakukan SMRC, terdapat 8,4 persen responden yang menyatakan tidak memilih calon dari partai pendukung Ahok.
Meski menempati urutan keempat, Deni menyebut persentase alasan tersebut tidak signifikan. Karena persentasenya lebih kecil dari tiga alasan lain yang ada di atasnya.
Adapun tiga alasan teratas yang menjadi alasan warga memilih seorang figur pada Pilkada Jabar 2018 adalah sudah ada bukti nyata hasil kerja yang persentasenya mencapai 29,3 persen; berpengalamann di pemerintahan dengan 12,6 persen; dan perhatian pada rakyat dengan 11,5 persen.
"Jadi jumlahnya (tidak memilih calon yang didukung partai pengusung Ahok) tidak terlalu besar. Tidak sangat menonjol," kata Deni.
(baca: Sukses di DKI, Gerindra-PKS Lanjutkan Koalisi di Pilkada Jabar)
Hasil survei terbaru yang dilakukan SMRC terkait Pilkada Jabar 2018 menempatkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di urutan teratas dengan 31,4 persen responden.
Urutan selanjutnya ada wakil gubernur petahana Deddy Mizwar dengan 13,0 persen, dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dengan 12,3 persen.
Nama-nama lain yang muncul di luar tiga besar di antaranya adalah anggota DPR dari Partai Demokrat Dede Yusuf dengan 8,3 persen; dan Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dengan 7,5 persen.
Survei SMRC dilakukan pada pertengahan Juni 2017 dengan sampel sebanyak 820 orang responden yang ditarik dengan metode multistage random sampling.
Margin of error dari survei ini sebesar 3,5 persen pada tinglat kepercayaan 95 persen. Survei dibiayai dari dana internal SMRC.
(baca: Di Pilkada Jabar, Golkar Bisa Duetkan Dedi Mulyadi-Ridwan Kami)