Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pencurian Bus Transjakarta hingga ke Pekalongan

Kompas.com - 28/07/2017, 09:14 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sentot Setiadi mencuri bus Transjakarta milik operator PT Mayasari Bakti pada Selasa (25/7/2017) siang. Mantan sopir PT Mayasari Bakti itu membawa kabur bus bernomor polisi B 7450 TGC ke Pekalongan, Jawa Tengah.

Hilangnya bus Transjakarta dari pul bus di Ciracas, Jakarta Timur, itu pertama kali diketahui pada Rabu (26/7/2017) dini hari saat dilakukan pengecekan sebelum beroperasi.

"(Rabu) jam 02.30, pengemudi lagi persiapan, manasin segala macam, itu bus dicari kok enggak ada," ujar Asisten Direktur PT Mayasari Bakti Akhmad Zulkifli, Kamis (27/7/2017).

Manajemen PT Mayasari Bakti kemudian mengumpulkan seluruh karyawan yang bekerja di pul bus. Seorang petugas sekuriti pun mengetahui bus yang hilang itu keluar dari pul pada Selasa, sekitar pukul 14.00 WIB.

Saat bus keluar dari pul, pengemudi seharusnya menunjukkan surat perintah jalan (SPJ). Namun, Sentot tidak menunjukkan SPJ saat keluar dari pul bus PT Mayasari Bakti.

"Ini pintarnya, dia mengelabui sekuriti kami. Katanya 'Jadi nanti SPJ-nya di belakang, kami buru-buru mau jemput rombongan anak sekolah'," kata Zulkifli.

Baca: Bus Transjakarta Dicuri, Mayasari Bakti Perketat Izin Keluar Bus

Petugas sekuriti yang berjaga pun mengizinkan Sentot membawa bus itu keluar. Sentot mematikan OPU (alat sejenis global positioning system-GPS) di dalam mobil agar bus yang dia kemudikan tidak bisa dideteksi keberadaannya.

PT Mayasari Bakti pun berkoordinasi dengan PT Transjakarta dan operator seluler untuk melacak keberadaan bus. Menurut Zulkifli, PT Transjakarta dapat melacaknya menggunakan alat yang mereka miliki.

Pada Rabu sekitar pukul 08.50 WIB, bus tersebut terdeteksi berada di Pekalongan. PT Mayasari Bakti langsung menghubungi Polda Jawa Tengah dan Polda Jawa Timur untuk mengejar bus yang dicuri itu.

"Nah di situ (Pekalongan) rupanya bus ngisi solar, kehabisan (bahan bakar), tidak bayar, dikejar-lah sama aparat, terus nyenggol truk, makanya bus ketahan," ucap Zulkifli.

Saat itulah Satlantas Polres Pekalongan mengamankan Sentot dan bus yang dicurinya.

Baca: Sentot Kelabui Petugas Sekuriti Saat Curi Bus Transjakarta

Pengakuan Sentot

Sentot mengakui bahwa dirinya telah membohongi petugas sekuriti perusahaan saat membawa kabur bus transportasi umum itu.

"Cara bawa lari busnya ya saya bilang buru-buru mau jemput anak sekolah ke sekuriti karena disuruh pemerintah. Terus berhasil keluar," kata Sentot, Kamis.

Dia hanya menangis saat ditanya alasan mencuri bus Transjakarta dari Jakarta ke Pekalongan. Ia limbung dan linglung saat ditanya wartawan dan petugas kepolisian.

"Pengin jemput anak sekolah, pakai bus Transjakarta," jawab Sentot sambil menangis.

Selama melarikan bus Transjakarta dari Selasa, Sentot sempat mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Tegal. Hingga pada Rabu siang, ia kembali mengisi BBM di SPBU Bendansari, Pekalongan sebesar Rp 300.000, namun tidak membayar karena tidak membawa uang sepeser pun.

Ia kemudian dikejar polisi dan ditangkap di jalur pantura Pekalongan. Perwakilan PT Mayasari Bakti membawa kembali bus Transjakarta yang dicuri itu dari Pekalongan ke Jakarta.

Sedangkan Sentot dijemput oleh anggota Polsek Ciracas, Jakarta Timur. Manajer PT Mayasari Bakti Daryono mengatakan, saat melarikan bus, Sentot sudah dalam posisi skorsing. Ia dalam masa pembinaan karena tindakan indisipliner sejak April 2017.

Baca: Pencuri Bus Transjakarta Sempat Senggol Truk di Jalur Pantura

Perketat izin keluar bus

Zulkifli mengatakan, perusahaan akan memperketat izin keluar dan masuknya bus dari pul.

"Kami akan upayakan menggunakan barcode atau sidik jari," ujarnya.

PT Mayasari Bakti saat ini tengah menghitung keperluan biaya pengadaan mesin barcode atau sidik jari tersebut. Zulkifli menuturkan, pencurian bus terjadi karena kelalaian petugas sekuriti yang mengizinkan Sentot membawa bus keluar tanpa surat perintah jalan.

Manajemen akan mencari tahu apakah petugas sekuriti yang dikelabui Sentot terlibat atau tidak. Manajemen saat ini menonaktifkan petugas sekuriti tersebut dan kasus pencurian ditangani Polsek Ciracas.

"Pekerjaan sekuriti itu kami cabut dulu, kami non-job-kan dulu sambil menunggu pemeriksaan. Sudah ditangani oleh Polsek Ciracas," kata Zulkifli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com