Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Jaktim: Lahan di Kayu Putih yang Ditembok Milik Anggota DPR

Kompas.com - 21/08/2017, 17:05 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.co
m - Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan, akses jalan di RW 07 Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur, yang ditutup tembok adalah lahan milik anggota DPR RI Nurdin Tampubolon.

Nurdin telah mengurus pembelian lahan dan surat kepemilikan tanah tersebut kepada Pemprov DKI Jakarta.

"Jalannya yang punya DKI dan sekarang sudah dibayar kan, dia (Nurdin) mengajukan permohonan izin, terus disidangkan, terus ada kewajiban membayar retribusi," ujar Bambang, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (21/8/2017).

(baca: Warga Kayu Putih Protes Akses Jalan Ditutup Tembok oleh Anggota DPR)

Menurut Bambang, Nurdin memiliki hak untuk memasang pagar di lahannya setelah semua proses pembelian dan izin kepemilikan tanah itu selesai diurus.

"Jadi sudah dibayar. Karena sudah bayar segala macamnya kan, mesti hak dia kan dipagar," kata Bambang.

Warga RW 07 Kelurahan Kayu Putih, kata Bambang, tetap memiliki akses menuju jalan raya meskipun lahan tersebut ditembok.

"Ada (akses), bisa dilalui kendaraan," ucapnya.

(baca: Anggota DPR Ini Sebut Penutupan Akses Jalan Warga Kayu Putih Sesuai Prosedur)

Warga RW 07 Kelurahan Kayu Putih sebelumnya mengeluhkan ditutupnya akses jalan yang biasa dilalui warga. Pantauan Kompas.com di lokasi pada Kamis (17/8/2017), lahan yang dulunya diperuntukkan sebagai jalan kini telah tertutup tembok setinggi hampir 2,5 meter.

Adapun luas lahan yang ditembok sekitar 500 meter persegi. Pembatas tembok itu membuat warga harus melalui jalan memutar jika hendak menuju jalan raya.

Seorang warga RW 07, Murtanto, mengatakan tidak ada sosialisasi dari RT/RW maupun kelurahan setempat saat hendak menembok sekitar 3 atau 4 Agustus 2017.

"Enggak ada sosialisasi, kalau pun ada ya kami pasti protes lah," ujar Murtanto.

Sementara itu, Nurdin mengaku penutupan jalan telah disosialisasikan ke warga. Nurdin juga menyebut pembelian lahan milik Pemprov DKI itu telah melalui mekanisme yang diatur dalam aturan pembelian tanah milik pemerintah.

"Sudah semuanya dengan legal enggak mungkin meng-groundbreaking lahan ini kalau ada masalah. Jadi enggak ada yang main-main di sini," ujar Nurdin. Menurut Nurdin, hanya segelintir warga yang tak senang dengan pembangunan yang dilakukan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com