Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komplotan Penyerang Nenek Elih di Tangsel Tak Saling Kenal

Kompas.com - 30/08/2017, 16:17 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Para tersangka penyerang serta pembunuh nenek Elih (73), tunawisma di Kota Tangerang Selatan, tidak saling mengenal. Hal itu terungkap saat adegan rekonstruksi kasus pembunuhan nenek Elih yang digelar penyidik Polres Tangerang Selatan di Lengkong Karya, Serpong, Rabu (30/8/2017).

"Mereka tidak saling kenal, berkumpul karena ada bahasa agitasi, provokasi dari beberapa tersangka agar mau ikut menyerang yang mereka anggap sebagai musuh," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Ahmad Alexander kepada wartawan usai rekonstruksi kasus.

Menurut Ahmad, sebelum terbentuk kelompok yang berjumlah puluhan orang itu, ada beberapa tersangka yang menceritakan pacar temannya telah digoda oleh orang yang disebut anggota organisasi masyarakat Pemuda Pancasila (PP). Mereka lalu bersepakat untuk berkumpul dan menyerang pos-pos Pemuda Pancasila di Kota Tangerang Selatan pada 13 Agustus 2017.

Sebelum menyerang pos ormas, mereka meminum minuman keras dan mabuk serta membawa tiga bilah golok.

Lihat juga: Saat Tahu Salah Bunuh Orang, Pembacok Nenek Elih Buru-buru Sembunyi

Dari pengakuan para tersangka, kata Ahmad, di pos pertama yang mereka temukan terdapat seseorang yang belakangan diketahui nenek Elih, bukan anggota Pemuda Pancasila seperti yang mereka kira.

"Tersangka langsung membacok korban tanpa tahu itu sebenarnya salah sasaran, bukan anggota ormas, tapi nenek-nenek yang memang biasa tidur di sana," ujar Ahmad.

Nenek Elih tewas dalam kondisi mengenaskan. Tangan kanannya terputus.

Polisi saat ini telah mengamankan enam tersangka, yaitu MBM (16), FSL (21), M.PRN (39), RTO (26), SMT (39), dan BCRI (18).

Polisi memperkirakan, masih ada belasan tersangka yang dalam pengejaran. Hal itu diketahui dari alat bukti rekaman kamera CCTV yang menampilkan rombongan tersangka terdiri dari 15 unit sepeda motor. Di setiap sepada motor ada pengendara dan ada yang orang dibonceng.

Ada tiga tersangka utama yang memegang golok dan menyerang nenek Elih hingga tewas. Tersangka lainnya berperan menjaga daerah saat temannya menghancurkan pos Pemuda Pancasila serta sebagai pengendara sepeda motor.

Para tersangka dikenakan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana dan Pasal 55 KUHP tentang Turut Membantu Tindak Pidana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara hingga hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com