Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Joni-Isa yang Tinggal di Gang, Dinikahkan dan Mendapat Rumah

Kompas.com - 31/08/2017, 08:11 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pasangan Joni-Isa yang tinggal di gang di Jalan Gedong Panjang, Tambora, Jakarta Barat, akhirnya memiliki rumah. Rabu (30/8/2017), Lurah Pekojan Tri Prasetyo menyerahkan kunci rumah semi permanen atau bedeng yang terletak di bank sampah.

Joni dipersilakan tinggal di lokasi itu selama bekerja sebagai petugas bank sampah.

"Jadi ini sifatnya tidak permanen, kalau tidak bekerja di bank sampah lagi ya tidak. Soalnya kan ini namanya 'Rumah Jaga Bank Sampah'," kata Tri, di Bank Sampah Pekojan.

Bedeng tersebut terbuat dari papan kayu yang didirikan di bagian dalam bank sampah. Bangunan dicat warna merah dan putih.

(baca: Kisah Keluarga Joni-Isa, Tidur, Mandi, dan Nyuci di Sebuah Gang Sempit)

Di dalamnya tidak terlihat ada perabotan, hanya ada satu jendela kecil. Meski sangat sederhana, bedeng itu masih jauh lebih baik ketimbang kondisi gang tempat tinggal mereka selama bertahun-tahun.

Di gang yang juga jadi akses warga itu, Joni-Isa saling menghidupi. Tidak ada yang tahu bagaimana awalnya Joni, yang berusia 55 tahun itu mulai tinggal di gang. Pria yang disebut sudah memiliki anak sebelumnya itu, tinggal bersama Isa yang kini berusia 30 tahun.

Isa tidak bekerja karena dianggap kurang waras. Sementara Joni bekerja sebagai pengemudi ojek sepeda. Penghasilan Joni pas-pasan, bahkan untuk makan pun sering kali kurang.

Joni-Isa memiliki tiga orang anak, yang tertua berumur delapan tahun dan yang paling kecil berusia empat bulan. Anak-anak Joni-Isa tidak sekolah. Bantuan yang diberikan kerap ditolak.

Bedeng Joni-Isa yang terletak di Bank Sampah Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (30/8/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Bedeng Joni-Isa yang terletak di Bank Sampah Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (30/8/2017).

Sudah empat Lurah berganti, beberapa rumah kontrakan juga pernah jadi rumah singgah, namun Joni-Isa selalu memilih kembali tinggal di gang.

Hingga akhirnya, video kehidupan keluarga Joni-Isa viral di media sosial. Menurut para tetangga, Joni juga kerap memukuli Isa dan anak-anaknya.

Kementerian Sosial pun turun mengevakuasi Joni-Isa sekeluarga dari gang itu. Mereka dibawa berobat, Isa dipasangi alat kontrasepsi agar tidak hamil lagi, dan mereka tinggal di rumah aman Kemensos selama tiga bulan untuk rehabilitasi dan bimbingan.

Penyerahan kunci rumah semi permanen untuk keluarga Joni-Isa,  Rabu (30/8/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Penyerahan kunci rumah semi permanen untuk keluarga Joni-Isa, Rabu (30/8/2017).

Upaya menyelamatkan keluarga mereka sempat ditentang Joni yang memilih tetap tinggal di gang. Joni-Isa juga akhirnya dinikahkan di tanggal "cantik" pada 7-7-2017.

(baca: Resmi Menikah, Joni-Isa Dapat Kado Bedeng dari Pak Lurah)

Selama ini, hanya Joni yang tercantum di kartu keluarga. Pria bernama 'Pesek' itu tidak bisa mencatatkan pasangan dan anak-anaknya di sistem kependudukan lantaran belum menikah.

Memang sulit meminta Joni bersedia mengubah hidupnya. Semua pihak dari tetangga, pemerintahan, dan relawan bergerak, 'memaksa' Joni untuk memilih kehidupan yang lebih layak, hingga akhirnya terwujudkan.

Joni-Isa dan anak-anak mereka kini dilarang kembali ke gang. Mereka harus tinggal di rumah baru, bekerja, menyekolahkan anak-anak, dan mendaftarkan diri sebagai penerima jaminan kesehatan.

Joni mengaku senang dengan kondisinya saat ini.

"Saya akan segera ajak istri dan anak saya tinggal di sini," ucap Joni semringah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com