Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Pengedar Narkoba, Manfaatkan Medsos dan Ojek "Online"

Kompas.com - 04/10/2017, 14:23 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Modus peredaran narkoba kini semakin beraneka ragam. Banyak pengedar memanfaatkan teknologi untuk memasok narkoba pada pelanggan.

Aktivitas pengedar narkoba kini sulit terlihat, bahkan di tempat hiburan malam yang dianggap rentan penyalahgunaan narkoba.

Seperti di salah satu tempat hiburan malam di Mangga Besar, Jakarta Barat, pengunjung tidak diperiksa ketat, pemeriksaan terkesan hanya formalitas.

Meski begitu, di dalam tempat hiburan malam tidak terlihat ada transaksi narkoba. Baik itu di tempat-tempat yang sepi semacam toilet hingga pojok ruangan.

“Di sini memang untuk narkoba dilarang, sesuai dengan peraturan pemerintah daerah, kalau ada yang bawa narkoba dan dilaporkan, bisa tutup bisnis di sini,” kata seorang petugas keamanan diskotek tersebut, Jumat (21/7/2017) lalu.

(baca: VIK, Lepaskan Jerat Narkoba)

Seorang pengedar narkoba yang ditemui terpisah, S (21), mengatakan bahwa dia dan teman-temannya memanfaatkan media sosial untuk mengedarkan narkoba karena lebih aman.

“Lewat media sosial sekarang, lebih halus,” ucap S.

Menurut S, pengedar narkoba juga sering memanfaatkan layanan ojek berbasis aplikasi atau online dengan mengemas barang terlarangnya bersama barang lain atau dikemas seperti sebuah dokumen.

Banyak pengedar narkoba meninggalkan cara jual-beli konvensional. Para bandar baru mau melayani pesanan saat mereka sudah menerima uang transfer, dan mengutus orang lain untuk mengantar narkoba kepada pemesan.

“Saya sih caranya bersih, saya paling enggak mau hand to hand. Misalnya, saya buang sabu di mana, nanti ada yang ambil di situ. Banyak caranya,” ujar S.

(baca: Jokowi Instruksikan Tembak di Tempat jika Bandar Narkoba Melawan)

Kelihaian para pengedar menyebabkan peredaran narkoba di Indonesia semakin merajalela. Menurut polisi, penyelundup narkoba jaringan internasional menjadikan Indonesia pangsa pasar yang empuk.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba di Indonesia berkisar hingga lima juta orang, mayoritas berada di Jakarta dan rata-rata berusia 25-30 tahun.

"Sekitar 600.000-1,2 juta pengguna (narkoba) ada di Jakarta," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta, beberapa waktu lalu.

Pemerintah dan kepolisian menyatakan Indonesia darurat narkoba dan menabuhkan perang terhadap peredarannya. Para bandar diancam hukuman tegas hingga hukuman mati.

Nico menyampaikan, pada 2016-Juli 2017, polisi mengungkap 8.510 kasus narkoba dengan 10.651 tersangka, 68 orang di antaranya warga negara asing dan delapan orang di antaranya ditembak mati karena melawan saat ditangkap.

Simak dan nikmati laporan mendalam mengenai peredaran narkoba beserta kasus dan kisah para pecandu dalam Visual Interaktif Kompas (VIK) dengan judul "Lepaskan Jerat Narkoba".

Kompas TV Presiden Joko Widodo menghadiri acara Pencanangan Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan Obat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com