JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membanggakan sistem pengelolaan banjir yang dijalankan selama lima tahun terakhir di Ibu Kota. Normalisasi sungai yang selama ini dilakukan telah menunjukkan hasilnya.
"Sekarang sudah kelihatan banjir sudah banyak berkurang di beberapa titik," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (9/10/2017).
Meski begitu, Djarot mengaku normalisasi sungai di Jakarta belum tuntas.
Baca: Normalisasi Kali Ciliwung Baru 40 Persen, Warga Diminta Maklum
Dalam kepemimpinan periode 2012-2017 yang dimulai Presiden Joko Widodo, dilanjutkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), hingga Djarot, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta fokus melakukan normalisasi Sungai Ciliwung, Kali Grogol, dan Kali Krukut. Sementara itu, ada 13 sungai di Jakarta yang semuanya harus dinormalisasi.
"Kalau dinormalisasi semua maka antar-sungai itu terkoneksi, sekaligus membangun sistem drainase dari kampung, permukiman, sampai ke sungai. Kalau semuanya terkoneksi, otomatis banjir akan surut," kata dia.
Bca: Djarot: Masyarakat Bisa Nilai Titik Banjir di Jakarta Semakin Bertambah atau Menurun
Selain berkurangnya titik banjir, Djarot juga membanggakan sistem pengelolaan pemerintahan berbasis online yang diterapkan di Jakarta. Dia juga bangga dengan adanya pengembangan Jakarta Smart City.
Berbagai permasalahan yang kompleks di Jakarta, lanjut Djarot, bisa diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi tersebut.
Baca: Djarot Ajak Anies ke Balai Kota Tengok Jakarta Smart City Lounge
"Saya senang sekali berbasis elekronik, baik itu e-budgeting, e-catalog, kemudian e-planning, sampai dengan cashless ya. Hal seperti ini membikin teman-teman di birokrasi itu nyaman dan tidak ada rasa ketakutan, kekhawatiran lagi," ucap Djarot.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.