Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanksi Kasus Debora, RS Mitra Keluarga Kalideres Rombak Jajaran Manajemen

Kompas.com - 24/10/2017, 16:46 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres merombak jajaran manajemennya mulai Oktober 2017. Nurvantina Pandina, Juru Bicara Holding RS Mitra Keluarga mengatakan perombakan direksi ini merupakan sanksi dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta terkait kasus bayi Debora yang meninggal di rumah sakit itu.

"Kami mengikuti arahannya Dinkes yaitu restrukturisasi. Tanggal 5 Oktober sudah dilaporkan adanya pergantian manajemen," kata Nurvantina di Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2017).

Nurvantina menjelaskan, RS Mitra Keluarga telah mengangkat dr Jocelyn Adrianto sebagai Direktur RS Mitra Keluarga Kalideres, menggantikan dr Francisca Dewi.

Jocelyn memiliki latar belakang pendidikan administrasi rumah sakit, berpengalaman sebagai direktur di rumah sakit swasta yang terakreditasi, dan telah bekerjaa sama dengan BPJS Kesehatan.

Baca juga : Ibunda Debora: Biar Tuhan yang Ambil Alih

Selain Jocelyn, MY Sriyanti sebagai Manajer Keperawatan juga diangkat menggantikan lgnatia Shanti, serta dr Dina Hanum sebagai Manajer Marketing and Customer Management menggantikan Nilo Rita.

"Dalam melakukan restrukturisasi ini, kami tentu memerhatikan rekomendasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, khususnya untuk mencari nama-nama yang sesuai dengan kriteria. Dengan latar belakang dan pengalamannya dalam hal administrasi dan manajemen rumah sakit, kami nilai dr Jocelyn layak mengisi jabatan Direktur RS Mitra Keluarga Kalideres," ujar Nurvantina.

Perombakan jajaran ini menjadi sanksi pertama yang telah dipenuhi RS Mitra Keluarga. Sanksi kedua yakni akreditasi, kata Nurvantina, tengah disiapkan oleh direksi dan manajemen baru.

"Desember ini kami akreditasi," ujarnya.

Baca juga : BPKN: Kasus Bayi Debora Puncak Gunung Es Masalah Pelayanan RS

Di samping itu, RS Mitra Keluarga Kalideres juga mengaku masih berupaya agar pengajuan kerja sama dengan BPJS Kesehatan segera diterima.

Kontroversi RS Mitra Keluarga Kalideres bermula dari kematian bayi Debora pada awal September 2017 lalu. Orangtua Debora meyakini bayi mereka meninggal karena RS Mitra Keluarga enggan memberikan perawatan di ruang PICU hanya karena kedua orangtua belum bisa melunasi uang muka saat itu juga.

Belakangan, investigasi dari rumah sakit dan Dinas Kesehatan mengatakan kesalahan RS Mitra Keluarga adalah miskomunikasi.

Pihak kepolisian juga melaporkan kematian bayi Debora ini sebagai dugaan tindak pidana. Kasusnya masih dalam status penyelidikan.

"Untuk penyelidikan, jajaran manajamen lama yang akan berurusan," ujar Nurvantina.

Kompas TV Kemenkes menyatakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta Barat, telah lalai dalam penanganan bayi Debora.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com