Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2017, 10:58 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pasang badan untuk pedagang kaki lima  di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Selama ini, keberadaan PKL yang berdagang tidak pada tempatnya disebut-sebut sebagai penyebab kesemrawutan kawasan Tanah Abang.

Pria yang akrab disapa Sandi itu mengatakan, kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Tanah Abang bukan disebabkan keberadaan PKL yang berdagang di atas trotoar bahkan di pinggir jalan raya.

Dari laporan Jakarta Smart City, kemacetan yang terjadi di Tanah Abang karena adanya proyek pembangunan trotoar dan jalan.

Selain itu, kata Sandi, angkutan umum yang berhenti sembarangan menunggu penumpang di badan jalan juga menjadi penyebab kemacetan di kawasan tersebut. Kemudian barulah masalah PKL, kendaraan yang melawan arah, dan parkir liar.

Baca juga: Sejumlah PR Anies-Sandi di Pasar Tanah Abang...

"Yang menarik bahwa hasil dari data analisis ini ternyata penyebab kemacetan di Tanah Abang diakibatkan pembangunan jalan dan parkir liar. PKL sendiri itu di posisi yang bukan utama," ujar Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (3/11/2017).

Sejumlah petugas Satpol PP berjaga di atas trotoar yang dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih saja berjualan di atas trotoar dengan alasan harga sewa toko yang sangat mahal.ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA Sejumlah petugas Satpol PP berjaga di atas trotoar yang dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih saja berjualan di atas trotoar dengan alasan harga sewa toko yang sangat mahal.
Begitu pula dengan penertiban PKL oleh petugas Satpol PP di Tanah Abang tak seperti saat pemerintahan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Jika pada era Ahok petugas Satpol PP langsung mengamankan barang dagangan PKL, kini petugas hanya memberikan imbauan agar para pedagang tak berjualan melewati garis kuning yang ada di atas trotoar.

Baca juga: Solusi Jangka Pendek, Anies Tetap Akan Tertibkan PKL Tanah Abang

Menurut Sandi, cara-cara represif penataan kawasan Tanah Abang selama ini tidak efektif. Karena itu, Sandi tidak akan mengulanginya.

"(Penertiban PKL) yang selama ini (dilakukan) terbukti tidak efisien, tidak efektif untuk menghadirkan sebuah penataan yang berkelanjutan," kata Sandi.

Suasana di depan Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Suasana di depan Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).
Meski belum menjelaskan konsep penataan di kawasan Tanah Abang, Sandi memastikan, penataan akan mengikutsertakan PKL dan preman untuk merumuskan penataan jangka pendek.

Sandi memastikan, semua stakeholder atau pemangku kebijakan terkait turut dilibatkan dalam pembahasan.

"Kami juga melibatkan para PKL yang untuk pertama kalinya diajak berbicara dalam mengambil kebijakan," kata Sandi.

"Semua masuk dalam diskusi ini, termasuk mohon maaf, termasuk preman-premannya. Jadi, kami bicara juga sama preman-premannya. Ya, tentu enggak di Balai Kota, tetapi di tempat-tempat yang mereka biasa kumpul," ujarnya.

Baca juga: Kata Sandiaga, Solusi untuk Tanah Abang Bakal "Out of the Box"

Kompas TV Permasalahan di kawasan Tanah Abang ternyata tidak hanya soal pedagang kaki lima, tepatnya di Jalan Inspeksi Kanal Banjir Barat, gubuk liar kembali menjamur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com