JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Polri Komjen Syafrudin menegaskan tak ada bendera ISIS yang ditemukan saat keributan di rumah tahanan teroris Markas Komando Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, terjadi beberapa waktu lalu.
Sebelumnya beredar video di media sosial yang menampilkan adanya bendera ISIS saat kericuhan itu terjadi.
"Itu (bendera ISIS) tidak ada. Itu di videonya, itu bisa saja dikirim ya melalui HP (handphone), karena HP-nya (narapidana) yang tersita (petugas)," ucap Syafrudin di Mapolda Metro Jaya, Senin (13/11/2017).
Selain itu, jenderal berbintang tiga tersebut juga memastikan keributan terjadi karena petugas menyita ponsel narapidana.
"Jadi begini saya perlu luruskan ya, tidak ada aparat yang menjaga di Mako Brimob yang melakukan dengan isu-isu tentang Al-Quran, tidak ada. semata-mata melakukan razia HP," ujar Syafrudin.
Baca juga : Kerusuhan di Mako Brimob karena Penyitaan Ponsel Tahanan
"HP yang selama ini mereka gunakan dengan baik, dengan lancar untuk berkomunikasi tertangkap sehingga mereka mengamuk, tidak ada yang lain. Tidak ada yang lain, itu isu, bullshit," kata Syafrudin.
Keributan di rumah tahanan teroris Markas Komando Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jumat (10/11/2017) petang.
Keributan tersebut bermula saat petugas Densus 88 melakukan sweeping di sel-sel narapidana dan menyita sejumlah ponsel.
Penyitaan ponsel itu membuat salah satu napi tidak terima dan memancing keributan. Ia memancing petugas dengan mengeluarkan ucapan yang memprovokasi.
Aksi tersebut berhasil memancing reaksi petugas dan tahanan di blok lain.
Kerusuhan tak terelakkan. Perlawanan dilakukan napi terhadap petugas sehingga mengakibatkan rusaknya fasilitas rutan, seperti jebolnya pintu sel tahanan dan kaca pecah.