JAKARTA, KOMPAS.com - Mery, kepala sekolah di tempat GW (5) bermain dan belajar, melihat adanya kejanggalan sebelum bocah itu tewas. GW tewas ditangan ibu kandungnya sendiri.
Salah satu kejanggalannya, yaitu GW sering tak hadir ke sekolah.
"Sekolah ini itu dari Senin sampai Jumat saja, tapi GW hanya masuk 1 sampai 2 kali saja dalam seminggu," ujarnya saat ditemui, Senin (13/11/2017).
Ia mengatakan, tidak ada pihak keluarga yang mengabarkan alasan GW tak masuk sekolah.
"Memang selama ini kami sulit berkomunikasi dengan ibu kandung GW. Apalagi soal luka-luka di tubuh GW selama ini, ibu GW tak pernah menghadiri undangan sekolah," sebutnya.
Baca juga : Seorang Ibu Aniaya Anaknya hingga Tewas karena Sering Ngompol
Tak hanya itu, Mery pun menemukan kejanggalan lain terjadi pada diri GW sebelum akhirnya terbunuh.
Mery melihat adanya perubahan sikap GW akhir-akhir ini jika dibandingkan dengan saat GW mulai bersekolah di TK kawasan Jakarta Barat tersebut.
NW (25), seorang ibu rumah tangga di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tega menganiaya anaknya, GW (5), hingga tewas. Hasil pemeriksaan polisi, NW mengaku menganiaya GW lantaran kesal anaknya sering ngompol.
Menurut pengakuan NW, GW berubah sikap beberapa bulan belakangan. GW disebut menjadi hiperaktif sehingga membuat NW kesal.
Baca juga : Diduga Alami Gangguan Jiwa, Ibu Bunuh Anak Kandung
Pelaku yang mengaku kesal kemudian mengambil tindakan hukuman yang di luar batas dan berakibat fatal. Di tubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik.
Hingga kini polisi masih menangani kasus ini, termasuk memastikan kondisi kejiwaan NW.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.