Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Dipolitisir, Sandi Tak Ingin Subsidi Susu Disebut "Revolusi Putih"

Kompas.com - 24/11/2017, 15:34 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno tidak ingin anggaran subsidi untuk susu pada 2018 disebut sebagai revolusi putih. Dia khawatir program itu berbau politik mengingat revolusi putih digagas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Kalau ngomong bilangnya labelnya revolusi putih itu nanti diartikan bahwa ini karena Pak Prabowo dan karena Pak Prabowo itu semuanya politis gitu. Saya enggak mau," ujar Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (24/11/2017).

Meski begitu, Sandi mengakui bahwa Prabowo pernah membicarakan program revolusi putih itu kepada dia dan Gubernur DKI Anies Baswedan. Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, juga pernah mengingatkan mereka soal program itu.

"Pak Prabowo punya program itu yang sangat baik, dia menamakannya revolusi putih. Dia pernah bicara sama kami, Pak Anies sama saya, dan diingetin kemarin sama Pak Hashim, alangkah baiknya. Nah, kami bicara aja programnya itu program pengadan susu," kata Sandi.

Baca juga : Anies Promosikan Revolusi Putih Prabowo di Cilandak Barat

Sandi meminta semua pihak tidak mempolitisasi rencana program tersebut. Sebab, subsidi susu itu nantinya berlaku untuk semua warga yang membutuhkan, bukan hanya pemilih dia dan Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di SDN 12 Cilandak Barat, Jumat (24/11/2017).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di SDN 12 Cilandak Barat, Jumat (24/11/2017).
Program itu, kata Sandi, bertujuan untuk menambah protein untuk anak-anak dan masyarakat tidak mampu. Jika program itu disebut revolusi putih, Sandi khawatir dapat memecah belah warga Jakarta.

Baca juga : Anies-Sandi Jalankan Revolusi Putih Prabowo Tahun 2018

"Kami enggak mau melabel itu sebagai revolusi putih karena kami ingin ini sebuah program yang mempersatukan warga. Takutnya kalau pake label-label tersebut nanti memecah belah," ucapnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menganggarkan Rp 885 miliar dalam R-APBD 2018 untuk subsidi enam produk pangan, yakni daging sapi, daging ayam, telur, beras, susu, dan ikan beku. Susu dan ikan beku merupakan dua produk pangan yang baru disubsidi pada 2018.

Baca juga : Seperti Apa Sebenarnya Sikap Kemenkes terhadap Revolusi Putih Prabowo?

Ada sekitar 700.000 warga yang direncanakan dapat membeli produk pangan bersubsidi, seperti penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP), penghuni rumah susun, lansia, buruh dengan gaji UMP, dan penyandang disabilitas.

Kompas TV Wakil II Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menemui Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balai Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com