Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gas 3 Kg Mendadak Langka?

Kompas.com - 07/12/2017, 11:37 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lonjakan permintaan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi alasan langkanya gas LPG ukuran 3 kg di beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

"Adanya libur panjang long weekend dan menghadapi Natal dan Tahun Baru menyebabkan terjadinya lonjakan permintaan," kata Unit Manager Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Barat, Dian Hapsari Firasati, kepada Kompas.com, Kamis (7/12/2017).

Selain lonjakan permintaan, banyaknya warga mampu yang menggunakan gas subsidi 3 kg juga dinilai telah menjadi penyebab kelangkaan.  

"Banyak warga yang tidak berhak menggunakan LPG subsidi 3 kg, karena LPG 3 kg diperuntukkan untuk warga tidak mampu, usaha kecil atau mikro," kata Dian.

Baca juga : Susah Cari Gas 3 Kg, 2 Hari hanya Masak Nasi dan Mi Pakai Ricecooker

Upaya PT Pertamina (Persero) mengatasi kelangkaan yakni dengan melakukan penambahan pasokan ke sejumlah wilayah Marketing Operation III yang meliputi Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Penambahan pasokan yang digelontorkan bervariasi untuk masing-masing wilayah, bahkan ada yang mencapai 60 persen dibandingkan penyaluran normal.

Hal tersebut dilakukan dengan melakukan penambahan pasokan ke agen atau pangkalan resmi dan operasi pasar.

"Pertamina sudah melakukan operasi pasar sejak Senin dan rencananya akan berlanjut sampai Kamis. Beberapa wilayah yang sudah menerima operasi pasar adalah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Depok pada tanggal 4 dan 5 Desember 2017," kata Dian kemarin.

Untuk wilayah Kota Bogor, operasi pasar digelar di 25 titik dengan menyalurkan sekitar 42 persen dibandingkan rata-rata penyaluran normal. Demikian juga untuk wilayah Depok, dimana operasi pasar menyalurkan sekitar 24 persen lebih banyak dibandingkan penyaluran normal.

Menurut Dian, operasi pasar bertujuan untuk menambah pasokan di masyarakat dan untuk menstabilkan harga. Pada operasi pasar ini LPG 3 kg dijual sesuai dengan harga eceran resmi di masing-masing daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com